Akhir2 ini,. Tiga tahun terakhir. Waktu seperti berjalan begitu saja. No purpose, no plan, no action. Semua seperti berjalan begitu saja. Ini membuatku frustasi. Seringkali kuhabiskan satu hariku hanya untuk menonton film,. Shitt, hal yg sama sekali tak berguna. Ini karena aku tak tahu harus melakukan apa. Hal terbaik mengjabiskan waktuku, terlibat dalam dunia Film, yg mengkonversi kenyataan2 hidup menjadi segmen2 kesempurnaan hayal. Dan ini benar2 merusak imajinasi dan ide2 liar yg berkembang dalam kepalaku.
No purpose, No Plan, No Action. Seperti mayat yg berjalan. Mengerikan. Aku bahkan tak mampu membayangkannya. Dunia yg kujalani saat ini. Aku terjebak. Dan jebakan ini telah menjadi duniaku, kini bahkan aku merasa nyaman dengan dunia itu.
Barangkali dalam hati ini, noktah hitam tidak sekedar titik, tapi telah benar-benar menjadi karat, yg menutupi cahaya kecemerlangan yg berada didalamnya. Baik atau buruk nyaris tak terbeda, kewajiban2 dilaksana sekedarnya saja. Janji2 tak lebih hanya kata-kata. Masa datang, sepekat tanpa cahaya. Masa kini sudah layaknya comberan yg tak beri manfaat selain bau busuknya. Shitt..! Masa yg berlalu, bahkan dilirikpun tiada guna, sebab tak ada ibroh yg dapat dipetiknya. Yang ada hanya keterpurukan.
Terkadang kurindu saat2 pertama berjumpa denganmu, ku tak tahu kau dan kau tak tahu aku. Begitu saja kita bertemu tanpa aebuah perkenalan yg formal, lalu kita saling mengenal, semakin dalam. Waktu itu aku hanya ingin menjadi terbaik seperti yg kau mau. Tapi rupanya kau terlampau sulit diraih bagiku. Tetap saja masa itu begitu indah untukku. Mungkin ini salahku aku gagal memberi lega pada dahagamu, berulangkali kau beri percaya, dan berulangkali pula aku tak bisa. Dn lebih buruk lagi seringkali aku lari, lalu datang lagi sembunyi2, saat menyaksikan orang lain berhasil mengukir senyum pada bibirmu.
Namun saat itu sebenarnya, saat aku merasa tak sanggup, saat aku lari darimu, saat itulah aku merasakan kesendirian yg sepi. Tersiksa batinku atas ketakmampuanku. Mengenaskan. Memang sesekali aku mengadu pada Tuhan, tapi bukan aku yang sesalih para hamba yg terkasih, terlebih Nabi yg menyaksikan Mukjizat. Atau orang yg besar tekad dalam beristighfar dan meninggalkan dosa.
Aku tersungkur dalam sujud, meminta ampun, memohon rahmat. Namun usai itu begitu ringan tangan ini mengukir dosa dalam catatan anak adam. Bermaksiat.
Aku berdoa, aku tahu Tuhan maha mendengar. Diapun mendengar doaku, tapi adakah Dia mengabulkannya? Seorang yg tidak miliki sabar dalam menahan diri dari dosa, seorang yg tak khusyu' dalam sholatnya... Barangkali doaku tak sampai, ia menggantung, bahkan tak sampai menggantung dilangit. Doa orang yg tak pantas.
Meskipun begitu, dalam hati kecilku, jika doa2 yg terucap itu tak pantas untuk disambut. Aku berharap semoga doa kecil itu mendapat tempat disisi Tuhan. 'Ampunilah dosa kedua orangtuaku, dan sayangilah mereka".
#Wwt #Hnr