Maaf, bukannya saya ingin mencela budaya ini. Tapi, sebagai seorang muslim, saya sama sekali tidak terarik merayakan budaya yang absurd ini.
Kita mempercayai, bahwa sejarah adalah fakta masa lalu yang tidak akan berubah kedalam bentuk apapun, meski abad berusaha mengubah substansi bahkan berupaya menggeser nilai yang ada didalamnya. Cukuplah bagi saya sejarah valentine sebagai alasan untuk tidak merayakannya, atau terlibat dalam upaya perayaan didalamnya.
Pun, demikian, dari sisi Aqidah, seorang muslim dilarang keras, untuk mengikuti perayaan dan bentuk ibadah agama lain. keran perbuatan tersebut dapat mengantarkan seseorang dalam derajat syirik. Yaitu dianggap keluarnya seseorang karena perbuatan menyekutukan Allah Swt. Allah Swt. dalam al Qur'an tak pernah ajarkan valentine bahkan NabiNya. bagaimana mungkin seorang muslim mengambil bentuk perayaan ibadah agama lain, bahkan merayakannya dengan senang dan riang? ini aneh...
Marilah kita kenali kembali agama kita yang lurus ini, serasa cukup sudah jika kita hanya mengambil satu perintah saja dalam Al Qur'an dan menjalankannya penuh totalitas. Tapi Al Qur'an mengajarkan agar kita memahami Islam secara kaffah, itu artinya menyeluruh. tanpa menyisakan ruang bagi diri kita untuk melakukan kebodohan dilura syariat Islam.
Persoalan cinta apalagi. Allah Swt. telah memberi panduan yang sangat sempurna perihal cinta. apa itu cinta, jenis-jenis cinta, bagaimana merawat cinta, kepada siapa kita mencintai, bagaiman ketika cinta itu muncul dalam hati. semua itu telah ada panduannya. panduan yang super sempurna.
Orang-orang kafir itu akan terus berusaha menggoda manusia agar jauh dari Allah Swt. dengan cara membagus-baguskan diri mereka dan budaya mereka. sehingga manusia terframing untuk mengikuti ucapan dn perilaku mereka. Dan berpaya menjelek-jelekan Islam, hingga manusia itu merasa terancam terhadap Islam. terutama budaya barat. baiknya kita membententi diri kita dan keluarga kita, dengan cara membatasi akses masuknya informasi yang mengarahkan keluarga kita pada penganutan budaya-budaya barat tersebut. Lalu menciptakan lingkungan yang Islami yang lebih dekat dengan Al Qur'an dan lebih kental nuansa ibadah kepada Allah Swt.
Wednesday, February 12, 2014
Sunday, February 2, 2014
Membuat Paper Internasional
Anugrah Kusumo, Ph.D., seorang dosen universitas Surya, memaparkan tentang gampang susahnya membuat Paper skala internasional. berikut adalah tulisan yang admin Copy dari blog kompasiana yang beliau tulis..
Termotivasi oleh curhatan seorang teman, dosen di sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yang mengatakan bahwa dia minder untuk mengirim paper ke jurnal ilmiah internasional (selanjutnya saya sebut saja “jurnal ilmiah”), saya coba tuliskan apa yang saya ketahui tentang publikasi jurnal ilmiah pada kesempatan kali ini. Teman saya ini merasa bahwa dia tidak mampu membuat paper yang bermutu, dengan bahasa Inggris yang baik, dan karena teman saya ini seorang dosen teknik, dia juga tidak percaya diri karena sulitnya melakukan eksperimen karena ketiadaan fasilitas.
Subscribe to:
Posts (Atom)