Tulisan ini kupersembahkan untuk seseorang yang pernah menjadi "Istimewa" dalam relung hatiku. bukan yang terindah, tapi setidaknya ia, telah meninggalkan bekas yang cukup dalam dan untuk ku hapuskan.
Kita bertemu dalam satu tahapan yang sama, ketika cahaya iman sedang berpendar mengisi jiwa kita. Perlahan tapi pasti, kita terbias oleh cahaya tersebut, meninggalkan kebelakang jejak-jejak immature pada kondisi jiwa yang tercerahkan.
Kita saling menyapa, tapi tidak bicara panjang lebar. Kita berinteraksi tapi tidak melebur diri dalam pekatnya hubungan.
Cahaya iman terus membasuh, kulihat kau bersih lebih dahulu. Sepertinya jiwaku terlalu hitam, atau pada saat yang sama aku juga bermandikan lumpur dosa-dosa. sehingga sebanyak apapun cahaya membasuhku, pada saat yang sama aku kotor lagi.
Akhlakmu begitu indah, secara eksponen terus menunjukkan ke'aliman jiwa yang bersih. Sedang aku tertinggal dibelakang. memudar dalam pekatnya dosa-dosa.
Engkau yang disana,. aku tak bisa berhenti mencintaimu.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..