Kultum pagi hari mujahidin,,
Bagaimana penyakit hati dapat bercokol dalam diri kita? Padahal tidaklah diciptakan manusia itu selain hanya untuk menyembah pada Allah, beribadah dan mengagungkannya.., sejatinya fitrah kita itu adalah satu kondisi diri yang suci lagi bersih dari noda-noda khianat dosa. Namun kenyataanya tidaklah semudah yang kita bayangkan, bahwa fitrah kemanusiaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia mudah membawa kita pada kondisi statis penghambaan kepada Allah.
Inilah tabiat manusia, berbeda dengan malaikat yang statis keimanannya atau syetan yang durhaka pada Allah, manusia memiliki tabiat keimanan yang dinamis, jika baik, maka ia lebih baik dari malaikat, jika khianat, maka ia lebih bruk dari Iblis.
Iman yang dinamis ini bukanlah lantas menjadi kelemahan manusia, namun suatu kelebihan yang menguatkan eksistensi manusia sebagai mahluk yang sempurna,. Adakah didunia ini kesempurnaan yang lahir tanpa optimalisasi? Rumah misalnya, tidaklah dianggap sempurna jika tidak ada proses panjang rancang bangun desain dan pembangunannya. Atau atelit, tidaklah sampai pada kesempurnaan fisik yang baik bila tidak ada latihan secara rutin berkala dan meningkat dalam prosesnya.
Maka dengan demikian, adanya manusia dengan tabiatnya yang dinamis, sangat rentan terjerumus ke lembah nista khianat dosa.
Ada banyak penyakit hati yang dapat bercokol dalam hati manusia, dalam kondisi apapun ia dapat menyerang melumpuhkan bagai gempuran balistik.
Namun tidaklah penyakit hati muncul dan bercokol dalam diri manusia jika tidak disebabkan oleh suatu factor. Faktor yang sangat mempengaruhi munculnya penyakit hati adalah kelalaian seseorang dalam mengingat Allah.
Kelalaian membawa seseorang pada tingkat kesadaran diri yang rendah, sehingga imunitas keimanan dalam dirinya sulit untuk menahan datangnya badai penyakit hati ini. Sekuat apapun ia berjuang melawan penyakit hati ini, maka semua itu sia-sia saja jika ia membiarkan dirinya tetap dalam kelalaian…,
Kelalaian pula dapat mendorong seseorang melakukan kebodohan yang besar. Tanpa sadar ia akan berbuat kesalahan yang panjang dan rumit penyelesaiannya. Terlebih jika semua itu berangsur-angsur dibiarkan menjalar, bahaya! Dapat merubah standar normal dalam hidupnya. Tidak ada lagi pembatas antara yang baik dan buruk, salah atau benar, pahala atau dosa. Karena kelalaian telah merubah paradigma tentang kehidupannya.., yang benar menjadi salah dimatanya, dan yang salah menjadi benar bagi dirinya…
Berhati-hatilah terhadap factor yang menyebabkan munculnya penyakit hati..
Bertobat adalah satu sarana yang tepat guna mengikis penyakit hati..
Rasulullah SAW tidak kurang dari 100 kali memohon ampun kepada Allah padahal dia adalah al Ma’shum yang dijanjikan surge oleh Allah SWT.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjaga hati kita dari kelalaian…, mari memohon ampun pada Allah SWT.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..