Malam ini, saya ditemani adik memutuskan Shopping kesalah satu pusat perbelanjaan barang elektronik. Sebut saja JogjaTronik. Sebelumnya, saya sudah survei kebeberapa Toko, yang khusu menjual Komputer dan sejenisnya. Bertanya tentang harga dan spesifikasi yang cocok dengan Budget yang saya miliki. Tiga jutaanlah.. begitu kira-kira patokan harga untuk memiliki Netbook. Memang Toko-toko tersebut berbeda dalam menawarkan harga, namun tidak terlau jauh perbedaannya. hanya beberapa rupiah saja. Ini tidak mempengaruhi saya harus beli di toko mana.
Kami berdua berboncengan, menyusur jalan-jalan kota Jogja. Jogja seperti apa adanya dengan keramahan dan kecantikannya. Walau kini serasa lebih sesak. Dulu Jalan-jalan Jogja bagiku seperti Tol, dari bangjo kebangjo berikutnya, adalah lampu Hijau. Jalanan lancar, kendaraan sedikit, menyalip mudah, dan kiri kanan longgar.
Saat ini harus lebih sering berbagi, berbagi ruang yang semakin sempit. Sabar saling mendahulukan, atau sabar saling menyalip. Energi konsentrasinya berlipat kali lebih besar. Sebab kanan kiri kendaraan lain berjarak lima sampai sepuluh inchi saja. Rawan saling senggol dan terjadi kecelakaan.
Tetapi Jogja tetap Indah, seindah Purnama di singasana langit birunya. Untuk Husen, Hadi, Sahril, Andre, Soleh, Mizan, Harizka, Fahmi, Zifa. Semoga Alloh Swt merahmati kalian. "Eh.. kok..!". Ya.. begitulah, menikmati keindahan Jogja selalu saja ada kalian disetiap sudutnya.
Perjalanan kami santai, tak terasa sampai ditempat tujuan.
Bukankah pusat perbelanjaan adalah tempat jual beli berlangsung?. Begitulah, sangat penting untuk memasang tampang sebagai seorang pembeli ditempat ini. Ga' mungkin dong kita pake topeng Peterpan.. "Buka dulu topengmu..buka dulu topengmu..".
Penjual ditempat ini ramah-ramah, baru masuk saja kami sudah disambut dengan salam wajib salesmannya. "Pesen opo mase..., Mau Pake lombok berapa mase..? " Eh..!.
Ya.. setiap Slot Toko komputer dan elektronik yang kami lalui senantiasa menawarkan bantuan agar seolah kebutuhan kami terpenuhi dalam mencari device yang kami perlukan.
Ada yang kami balas senyum, ada juga yang kami biarkan saja, cuek. Risih juga sih ya.. tapi kalau sudah terbiasa, tentu tak jadi masalah.
Malam itu kami berlagak jadi pembeli aktif, sampailah di toko yang spertinya menarik. Kenapa? ya karena tertarik saja, entahlah, orang yang ahli dibidang psikologi perlu menjelaskan mengapa dari sekian banyak toko elektronik itu kami hanya memilih satu toko saja, dan itu adalah toko itu. Ini tentang rasa, rasa nyaman dan rasa pas ketika kita berbincang dengan salesmannya.
Pembeli aktif harus banyak tanya, banyak ngobrol begitulah intinya. Saya bertanya dari A sampe Z, dari merek terkenal sampai yang tak terkenal. Hingga kepada fitur-fitur yang sebenarnya tak perlu ditanyakan. "Apakah Netbook ini sudah terpasang WIFI mas?" Halah.. yang namanya Netbook pastinya sudah ada Wifinya to!.
Sampai disuatu titik perbincangan, dimana informasi yang saya perlukan untuk memilih Netbook yang cocok buat saya sudah cukup. Artinya dengan informasi tersebut saya bisa dipastikan 100 % telah menentukan akan membeli Netbook dengan merek apa dan spesifikasi seperti apa. Tentu sesuai dengan budget yang ada pula.
Dan penjual juga merasa telah memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pembeli, dan sampai pada satu titik, dimana pembeli merasa inilah tahap jual beli yang sesungguhnya.
Penjual memasang wajah yang senang, dan melihat pembeli nampaknya telah menentukan pilihannya. Eh..! ternyata bagiku, dari seluruh informasi yang saya dapatkan, memang telah jatuh pilihan akan membeli merek dan spesifikasi yang seperti apa, tapi bukan di toko ini.
Duh rasanya... Suasana itu ga enak banget. Beli disini ga ya.. tapi harganya lebih murah disana. Tapi penjualnya sudah banyak berbagi informasi. sebuah situasa yang kurang menyenangkan bagiku. Lihatlah wajah penjual itu, begitu berharap dan senyumnya semakin lebar. Tapi maaf ya mas.. Akhirnya ku putuskan.. "Kalau begitu saya pikir-pikir dulu ya mas.. terimakasih banyak atas informasinya..". kamipun beranjak pergi, nampak dari kejauhan wajah penjual yang kecewa.
Tak apalah, semoga semakin laris, karena sudah mau melayani kami, pembeli yang cuma tanya-tanya saja... hehe
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..