Resensi buku Isti’ab : Fathi Yakan
Isti’ab adalah kemampuan seorang da’i untuk menarik objek dakwah dan merekrut mereka dengan segala perbedaan potensi, perbedaan intelektual, status sosial dan lain sebagainya.
Penekanannya adalah dikarenakan begitu banyak perbedaan yang dimiliki oleh manusia yang satu dengan yang lainnya, sehingga perkara Isti’ab ini menjadi penting untuk dikaji dan direnungkan. Karena secara langsung berkaitan dengan proses pembinaan dan kaderisasi, yang berarti juga turut berdampak pada pergerakan jama’ah.
Kemampuan Isti’ab setiap orang berbeda-beda, menurut kadar keilmuan yang dimilikinya. Pun demikian hendaknya seorang kader itu memiliki standar minimal dalam perkara ini sehingga dapat memberi kontribusi pada pergerakan jama’ah. Perbedaan dalam isti’ab ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori &Muslim tentang Bumi yang menerima air hujan. “Maka ada bagian bumi itu yang baik, ia menerima air huja itu dnegna baik lalu menubhkan tanaman dan rerumputan yang banyak. Ada juga bagian bumi yang menahan air, lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia dengan air yang di disimpannya, sehingga merek abisaminum dan menyirami tanam dari air tersebut. Bagian lainnya adalah padang tandus, ia tidak sama sekali dapat menyimpan air dan juga tidak menumbukan apapun”
Pentingnya Isti’ab ini terhadap keberhasilan dakwah, karena menyangkut kemampuan tentang menarik sebanyak banyaknya masyarakat agar turut bergabung dalam barisan jama’ah yang sama sama memperjuangkan Islam.
Isti’ab terdiri atas Isti’ab Eksternal, dan Isti’ab Internal. Isti’ab Eksternal meliputi kemampuan menarik atau mengelola objek dakwah diluar pergerakan, diluar dakwah, diluar organisasi. Atau mereka yang belum bergabung.
Isti’ab Internal adalah penguasaan terhadap orang-orang yangberdada di dalam organisasi. Yakni mereka yang telah bergabung ke dalam jama’ah dan pergerakan. Pengusaan terhadap keduanya sangat penting.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang dai untuk menarik simpati masyarakat adalah sangat berat. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki adalah :
- Kepahaman tentang agama
- Teladan yang baik
- Sabr
- Lemah lembut
- Memberi kemudahan
- Tawadhu
- Murah senyum dan perkataan yang baik
- Pemurah
- Udah membantu orang lain
Sedangkan mengenai Isti’ab internal ini, Fathi Yakan menekankan pada proses pembentukan. Yaitu sebuah proses membentuk seseorang menjadi pribadi yang Islami sesuai dengan syariat dan sunnah.
Dalam proses pembentukan ini, harus melakukan beberapa tahapan sesuadnegan aturan yang ada. Tahapan tersebut adalah Isti’ab ‘aqidi dan tarbawi, yang kedua adalah isti’ab haroki.
Pada tahap Isti’ab ‘aqidi dan tarbawi ini, ditujukan untuk membersihkan kader dari berbagi polutan masa lalu, menghilangkan karat-karat yang menempel padanya berupa berbagai hal yang tidak Islami. Meluruskan aqidah mereka, meluruskan perilaku dan akhlak mereka, mengarahkan kecenderungan mereka, menentukan dan menjelaskan arah saaran dan tujuan mereka.
Tahapan ini adalah tahapan yang paling penting, karena merupakan dasar bagi segenap amal dan bangunan.
Dalam membentuk pribadi muslim, menggunakan sunnah-sunna yang telah dicontohkan oleh Nabi. Yaitu :
- Memnangkan sisi positif atas sisi negatif
- Memenangkan sikap proporsional atas sikap berlebih-lebihan
- Sedikit dan kontinue lebih baik dari pada banyak tapi terputus
- Sunnah rasul dan mendahulukan prioritas dalam pembentukan
- Pembentukan melalui keteladanan
- Pembentukan yang menyeluruh dan tidak persial
- Keshalihan lingkungan dan pengaruhnya dalam pembentukan
- Penetapan prinsip pahal dan hukuman dalam Islam; dalam hal ini penting untuk mengetahui urutan prinsip dalam menerapkannya:
a. Memberi nasihat
b. Tindakan lemah lembut
c. Menyampaikan peringatan tidak langsung
d. Menyampaikan celaan
e. Memutuskan hubgunan sementara
f. Menggunakan hukuman ang sesuan dan membuat jera
Isti’ab haroki adalah kemampuan organisasi dalam menampung para anggotanya, para pendukungnya dan par simpatisannya. Sebagaimana juga kemampuan untuk menampung berbagai persoalan, prinsip, dan kaidah-kaidah pergerakan.
Untuk bisa menampung anggotanya, gerakan harus memenuhi persyaratan berikut :
- Proses tarbiyah yang matang
- Tersedianya berbagai potensi dan kapabilitas serta faktor pendukung lainnya
- Memahami semua anggota denga benar; potensi, kecenderungan, sisi positif dan negatif, dan hal lainnya.
- Mengerahkan seluruh anggota, bukan sebagian saja.
- Penugasan anggota jama’ah secara bersama-sama, bukan secara individu.
Sedangkan beberapa persolan penting yang perlu dikuasai oleh seorang dai terkait pergerakan adalah :
- Pemahaman yang benar dan sempurna tentang sasaran dan sarana yang digunakan
- Mamahami tanzhim dan tabiatnya dengan benar
- Pemahaman yang benar dan menyeluruh terhadap tabiat teman dan lawan berikut konsekwensinya
- Pemahaman yang baik tentang berbagai aspek, tabiat, dan kebutuhan amal
- Menjauhi fenomena istiknaf