Sunday, August 13, 2017

Two Traveler : Homecoming

Genap satu minggu saya menemani ibu melakukan perjalanan dari Surabaya, bertemu ibu Walikota Surabaya ibu Risma. Di Malang bertemu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dan melakukan study pustaka sebagai bahan penulisan Tesisnya. Tak lupa melancong ke Suramadu, bertemu pedagang asli madura, merasakan kegigihan mereka menjajakan barang dagangannya meskipun itu hanya gelang.

Ke Yogyakarta, silaturahim ke sanak sodara dan ziarah kubur. Dan terakhir ke Banten, ke rumah kakak, tak lupa singgah di pantai Anyer.

Hingga akhirnya, minggu, 14 Agustus jam satu dini hari Kami bertolak menuju Bandara Internasional Sukarno-Hatta cengkareng. 

Dini hari, diterpa dinginnya malam Banten yang mulai pudar terkenak efek panas pabrik pabrik yang gagah berdiri diatas tanah Banten. Kami berkendara bak pembalap melewati jalan jalan tol yang lengang menuju bandara Soeta. Hanya beberapa kendaraan besar yang tak memberikan perlawanan sedikitpun. Ya, kami harus berlomba memenangkan balapan yang kompetitor utamanya adalah keberangkatan pesawat. 

Kami menggunakan Batik Air. Jadwal penerbangan jam tiga pagi. Sesampai di Bandara Alhamdulillah tepat waktu. Check-in, menunggu tidak kurang lima belas menit pesawat siap take off. Dengan rute Jakarta-Kendari.

Kami tidak menggunakan rute menujuj Bandara Sugimanuru, padahal lebih cepat sampai rumah karena pertimbabgan bagasi yang over weight. Belakangan setelah saya kalkulasi ulang sebenarnya biaya perjalanan yang over weight bagasi menuju Sugimanuru dengan biaya perjalanan lewat kendari-kapal very-raha tidak terlalu jauh perbedaannya. 

Sampai di Soeta, checkin, boarding, akhirmya kami sudah berada dalam pesawat. Siap berangkat bismillah baca doa. Dan wuuuuuuuuuiiiishng. Batik terbang mengantarkan kami menuju tujuan.

Lama perjalanan dari Soeta menuju kendari adalah dua jam. Berangkat pukul tiga pagi, dengan perbedaan waktu kendaribyang lebih cepat, direncanakan penerbangan akan tiba di kendari jam tujuh pagi.

Begitulah kira-kira rencana perjalanan. Meski demikian, Alloh jualah pembuat skenario yang terbaik. 

Ketika Batik meraung raung dilangit Haluoleo, memberi sinyak untuk Landing, ada informasi dari menara pengawas bandara bahwa terjadi kabut di kendari, sehingga mengurangi jarak pandang hingga 200 m. 

Berdasarkan informasi tersebut, pilot menyampaikan kepada penumpang pesawat bahwa Batik akan terbang berputar dilangit Haluoleo selama 45 Menit. Jika 45 menit kemudian ternyata tidak ada perubahan cuaca, dan tidak terjadi pengurangan limitasi jarak pandang, maka Batik akan terbang ke Makasar. 

Menunggu 45 Menit, ternyata limitasi jatak pandang masih belum berkurang. Sehingga terbanglah batik menuju bandara internasional Sultan Hasanudin Makasar. 

Selama menunggu perasaan saya berdebar debar. Sekali waktu pesawat bergetar, naik turun karena turbulensi. Suasana kabin, cukup membuat cekam. Beberapa kali pilot dan pramugari sembari memberi informasi tentang penerbangan juga mencoba menenangkan penumpang.

Pelajaran berharga. Betapapun penumpang pesawat telah menetapkan tujuan ke kendari misalnya, namun jika karena suatu hal pilot mengarahkan penerbangannya ketempat lain, maka penumpang tidak bisa menolak. Walaupun misalnya alasan perubahan karena hal yang sepele ;Tentu ini tidak terjadi di dunia penerbangan ya.

Intinya kepada siapa  kita menyerahkan diri kita untuk dibawa kesebuah tujuan. Maka dia memegang kendali penuh atas sampai atau tidaknya kita pada tujuan.

Sebagai muslim, seharusnyalah pilot kita ada junjungan kita nabi Muhammad Saw. Dengan sikap taat atas apa yang diputuskan oleh Nabi, seperti layaknya penumpang pesawat tadi, maka kita pasti akan sampai pada tujuan.

Kami tiba dimakasar. Setelah limitasi jarak pandag tidak menurun akibat cuaca. Pilit menyampaikan agar penumpang tetap dipesawat. Bersamaan mengisi ulang bahan bakar pesawat, juga menunggu informasi apabila dalam kurun waktu tertentu tidak ada perubahan di bandara tujuan kendari, maka penumpang akan diturunkan dan mengkomunikasikan tindakan selanjutnya dengan maskapai Lion Di Bandara Sultan Hasanudin.

Setengah jam menunggu, pilot menginformasikan bahwa limitasi jarak pandang di bandara kendari eah berkurang. Jarak pandang bertambah hingga 8000 meter. Artinya cuaca cerah. Penerbangab akan dilanjutkan ke kendari. 
Take off, Batik landing di kendari sekira pukul sebelas.

2 comments:

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..