Tuesday, March 17, 2015

Nongkron Di L'Cost

Dapat undangan makan, Di L'Cost. Jam 8 malam. Hm.. udah lama takmir ga kayak gini. Well, sejak kuputuskan menarik diri dari gegap gempita kegiatan kepondokan, segalanya jadi lebih segar. Tapi yang terakhir dalam pertemuan. Karena esok aku 'good by'.

Review dulu makanannya.

L'Cost, jalan gejayan, masuk jembatan merah, 50 m kanan jalan. Tempatnya luas dan asyik buat nongkrong. Rumah makan spesial makanan laut (seafood). mulai dari udang, kepiting, sampai gurameh dan patin.

Menyelidik list menu satu persatu. Biasalah.. kalau masa traktiran kayak gini prinsip milih makananannya.. mana yang belum pernah dimakan, mana yang paling mahal. hehe..

Jatuh pilihan pada menu Patin Tim bawang, dan sup asparagus ayam, sambel goreng tomat segar, dan minumnya es teh ajalah..

Beberapa teman yang lain total bersebelas, ada yang pesa gurameh, nasi goreng, dan udang. es jeruk dan juz..

Rasanya standardlah.. maksudnya memenuhi standar lidah nak kos, kosan. berapa total biayanya hanya kasir, bendahara dan Tuhan yang tahu... Yang pastinya cukuplah buat kita-kita.

Monday, March 16, 2015

Kota yang Kutinggalkan

Dua hari menjelang keberangkatan menuju Rumah. Rumah yang menjadi tempat berlindung, tumbuh dan berkembang pada masa kecil dan remaja dahulu.

Aku pulang, tapi tak membawa kemenangan. Kota ini, tempat yang akan kutinggalkan, Mengalahkanku dalam berbagai pertempuran.

Disini, dimana harapan dan keinginan untuk menapaki impian dan cita-cita kandas. Rintangan, hambatan, persoalan, beban, dan lawan terlalu tangguh untuk kutundukkan. Atau barangkali aku tak punya Bahu yang kokoh untuk mengangkat beban, lengan yang kekar untuk mengalahkan lawan. dan insting yang kuat untuk menjinakkan ganasnya kehidupan.

Kedepan, Entahlah.. Masa depan seperti apa yang akan kudapatkan. Kuserahkan seluruhnya pada pencipta kehidupan.

Kalau kita bertemu lagi waha kota, kuingin kita esok berkawan. Kau dan aku, pada jalur persahabatan. 


Sunday, March 15, 2015

Penyesalan Terdalam

Kau yang tak pernah hilang dari baris khayalku, aku merindukanmu dengan segenap jiwaku. Jauhmu dariku, menguatkan asa bertemu. Namun kau tak lagi ada. Hatiku keruh. Tenggelam dalam duka dan nestapa.

berjuta peristiwa bersamamu, adalah kasih sayang saat itu.
Kini ia menjadi bara yang membakar luruh semangat hidupku.
Menjadi racun yang mengeroposi asaku
Hingga aku jadi debu.

Penyesalan terdalamku.
Pada rembulan,  disebelah duniaku.