Tuesday, June 24, 2008

wanita dan aku

ahaiii...
aku bernyanyi sendiri
menikmatinya sendiri
menambatkan layangku atas lemahnya aku
karena wanitaku..

aku dan jaring kehidupan meski hilang
wanitaku membcakan gaun tidur untuku
tak lagi ada cerita yang sama dan sayu

satu-satunya wanitaku
yang jauh menjamah dalam kesadaran gilakui
aku tahu Ia, Tuhan jadikan aku mencintai wanitaku

Terakhir Kali, Melihat Bulan

berimbuh dengan pualam malam
berdenyut jantung dengan keluarga dari rutan
tak pernah aku merasa jauh dari kehidupan
saat hidup rupanya tak lagi mau menghidupiku

aku coba berlari dan menjauh
aku untuk terlelap dan mati
namun terasa hangat masih dalam pelukanmu
segar bait puisi yang kau lantunkan

ingin ku berucap
jauhkan aku dari liar cintamu
terhimpit aku, sesak
terjatuh aku, dalam

terakhir kali melihat bulan

berimbuh dengan pualam malam
berdenytu jantung dengan keluarga dari rutan
anak kua berlari-larian
bersedu-seduan

bertanya akan keelokan purnama
temaram dalam keheningan yang tak surut walau bebas
terindah dalam kehancuran yang melenakan

takan bertanya lagi aku
telah cukup rundukan padi menghadangku dalam kenistaan peluhku
kini aku hilang tak peduli lagi jika harus menyisakan tambung bertuah
kutukanku telah tiba
purnama tak menampakan wajahnya untuku

kubayangkan bulan itu
namun tak lagi ada
dalam hayal, ingatan, ataupun memori
selamta tinggal bulan kutukanku telah tiba

Monday, June 16, 2008

kerang laut

berjibaku dengan ombak dan pesisir yang hilang
mungkin dan mungkin

jauh sangat memilukan nyanyian burung pelatuk tua
bercerita tergagap dan mati
mungkin juga hal ini
sultan yang agung menuai kuasa

dibawah kungkungan zaman yang... herannya takut pada laut
oh..kerang yang malang jauh tak sampai dan dekat tak mampu

terakhir

जौह्कन दरी अप यांग मेंजादी पेंगुकिर सिसक दादा इनी
सुन्ग्गुह्पू अकू यांग सेलालू अदा
तपी अकू यांग अकन मेंघिलंग दरी हिदुप्मु