Aku membenci kesendirian dan kemiskinan.
Kesendirian melemparkan diriku pada kehinaan. Dan kemiskinan membatasiku untuk meleluasakan diriku bergerak.
Aku membenci kesendirian dan kemiskinan.
Kesendirian melemparkan diriku pada kehinaan. Dan kemiskinan membatasiku untuk meleluasakan diriku bergerak.
Saya sadar, tertautnya hati tidak selamanya bermuara pada bersatunya cinta. Dan saya juga menyadari rasa cinta boleh jadi adalah bualan nafsu belaka.
Tapi apapun itu, hati yg tertambat pada rasa yang lain dapat menciptakan nuansa. Nuansa tanda bahagia. Bahagia yg membawa pelakunya hidup dalam naungan cinta.
Pun jika saya mencintai seseorang, tidak ada yg saya harapkan selain merajut kebaikan bersamanya.
Membersamainya dalam suka maupun duka. Bertengkar jecil dengannya, berdamai. Melukiskan kebersamaan dalam kanvas kehidupan.
Kalau saya merindukan seseorang, maka saya berharap dapat berada disisinya.
Tentu saat terindah ketika dapat berbagi dengannya, dalam suka maupun duka.
Karena saya tahu, bahagia tak selamanya soal berasa senang. Juga duka itu tak selamanya tentang kesedihan.
Bahagia itu, ketika dapat membagi rasa dengan orang yang kita cintai. Membagi impian, bercerita tentang peristiwa-peristiwa.
Sedang kedukaan itu, ketika kebersamaan tak lagi membuahkan cinta.
Merindukan seseorang itu ketika saya secara sistematis, mengingatnya, dan memvisualkan dirinya atau peristiwa ketika bersamanya. Sehingga serasa saya sedang bersamanya.
Semoga Tuhan beri saya kesempatan berkumpul dengan orang yang saya rindukan. Amin...
Sy habiskan waktu ut memnaca siroh nabi dn sahabat dipenghujung pergantian usia.
Serasa kecil dn semakin tersindir. Ternyata diri masih jauh dari pancaran Iman yang sesungguhnya. Masih mantap bercokol Sombong, takabbur, dan sifat munafik. Lebih suka mengambil maksiat dari pada keindahan pahala.
Dualimatahun, seperti belum tersadar. Pada usia menua namun jiwa masih renta.
Ada begitu banyak cita yang mengendap dalam gua ketakberdayaan. Ada begitu banya cerita yang hilang ditelan kebekuan lisan. Tak tersampaikan.
Diseberang siroh, kusaksikan diriku tertinggal jauh dari raga2 dan jiwa2 yang gagah, berani dan pantang menyerah, menyibakkan pedang kebenaran menikmati kehidupan dibawah naungan Qur'an.
Aku yang tertinggal. Mendoa pada Tuhan agar tersembuhkan dan mampu berdiri kembali. Mengejar pasukan, menegaskan keberanian dan hidup dalam kebangaan dibawah naungan Qur'an.
Menebal kian ku rindu
Dalam semenjak kau tak sanggup ku suakan
Aku rindukan dirimu
Bagaimanakah mengubatkannya?
Mereka ini termasuk bebal. Diberi perintah, namun terlampau banyak bertanya. Sehingga perintah itu memberatkan mereka sendiri.
Diperintah untuk menyenbelih sapi, namun masih bertanya sapi yang bagaimana, model apa. Sehingga akhirnya Allah menjelaskan dengan amat rinci pada perintah tersebut. Sehingga menyulitkan mereka sendiri dalam menjalamkan perintah dari Allah Swt.
Mereka itu adalah orang-orang yang keukuh menyebarkan isu tentang hadirny nabi baru di padang arab. Namun ketika ternyata ketika nabi itu tidak berasal dari kalangan mereka, buru-buru mereka menggubah isi taurat yang bercerita tentang kerasulan muhammad.
Lalu ketika islam telah mampu yegak dimadinah. Jika bertemh dengan orang yang beriman, mereka menyatkan keimanannya. Lalu ketika mereka kembali pada kaumnya, mreka mengolok-olok ajaran muhammad.. dengan mengatai negini dan begitu.