Semoga ini menjadi langkah awal yang dapat membangkitkan
kembali gairah dakwah kampus kita. Telah kita kupas alasan-alasan kita
berdakwah, cara kita berdakwah dan yang terpenting kita tahu menempatkan segala
sesuatu sesuai dengan porsinya.
Keberanian adalah modal utama kita menantang segala hal yang
menghalangi gerak langkah kita. Berani sepanjang kita tahu pasti bahwa apa yang
kita perjuangkan adalah kebenaran, yang mengantarkan kita kepada kecintaan
Allah kepada kita. Dan tidak ada cara lain dalam mengawali keberanian itu
melainkan dengan kepahaman, sebab kita tidak ingin keberanian yang muncul itu
adalah keberanian taklid ,
ikut-iktuan saja. Namun keberanian yang mengantarkan kita mampu bergerak secara
konsisten dan komit sebab kepahaman yang kita miliki diawal. Sedang kepahaman
itu sendiri tidak dapat kita raih melainkan dengan ilmu.
Dalam fiqh perbandingan yang ditulis oleh Yusuf Al Qordhowi,
menyampaikan tentang urutan prioritas pekerjaan bahwa, kepahaman itu
didahulukan atas amal. Jadi sangatlah jelas, Ilmu adalah harta kaum muslimin,
dimanapun ia menemukan.
Napak tilas dakwah
Adakah kita melihat metode dakwah itu sama disetiap
perjalanan waktu?.. missal apakah hanya dengan ta’lim ataukah dengan kajian
semata? Rasulullah duduk lalu para sahabat duduk mendengar, apakah
selamanya begitu yang dicontohkan? Ternyata
tidak. Dia berkembang, metode dakwah rasululullah secara dinamis menyesuaikan
situasi dan kondisi yang dialami oleh kaum muslimin.
Kira-kira begitulah yang terjadi di Indonesia, pada tahun
80-an dakwah kita adalah dakwah yang tertutup. Tidak ada aktivitas dakwah yang
dilakukan melainkan itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, dikarenakan rezim
yang berkuasa kala itu tidak memberikan ruang aktualisasi bagi perkembangan
dakwah di Indonesia. Namun masa berganti, era keterbukaan mulai menyapa, maka
dakwah dengan metodenya juga harus berubah, tidak akan berkembang jika
menggunakan metode yang sama. Kita seperti tetap menggunakan TV hitam putih,
padahal sekarang era layar sentuh. Tidak berkembang.
Dakwah kampus, memulai masa jayanya manakala rezim mulai
membuka keran-keran untuk mengaktualisasi diri, dan mengalami puncak reformasi
pada tahun 98 dengan ditandai dengan runtuhnya rezim orba.
Dan hari ini, kita mendapati bahwa kondisi dan situasi
masyarakat Indonesia semakin berkembang dengan sekian banyak ornamen yang
dimilikinya. Maka sudah selayaknya aktivitas dakwah juga dikembangkan mengikuti
zaman.
Berkembangnya metode dakwah yang dimaksud bukan berkembang
tanpa arah, namun tetap berada dalam bingkai Qur’an dan sunnah. Kita harus
pandai melihat mana yang Tsawabit, tidak boleh dilanggar, tetap keberadaannya dan
manakah yang merupakan mutaghoyyirot, yang dapat berubah.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..