Saturday, July 2, 2011

Meneladani Rasulullah dalam Membina Generasi Berkarakter

Allah SWT ketika menyampaikan tentang takwa, Dia menjadikan takwa sebagai sebuah parameter kemuliaan seorang hamba. tidaklah seorang hamba mulia dimata Allah melainkan ia adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah ditanyakan mengenai keutamaan suatu hal dari yang lainnya, di antaranya beliau ditanyakan mengenai manakah yang lebih utama antara orang kaya yang pandai bersyukur atau orang miskin yang selalu bersabar. Lalu beliau jawab dengan jawaban yang sangat memuaskan, “Yang paling afdhol (utama) di antara keduanya adalah yang paling bertaqwa kepada Allah Ta’ala. Jika orang kaya dan orang miskin tadi sama dalam taqwa, maka berarti mereka sama derajatnya.” (Badai’ul Fawaidh, 3/683). Itu pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Al Furqon hal. 67.
Dalam shohih Bukhari dan Muslim, terdapat riwayat dari Abu Hurairah, Ada yang mengatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yang paling bertakwa.”
Dengan demikian, Takwa merupakan nilai yang akan menentukan kemuliaan seorang hamba dimata Allah SWT.
kita telah mafhum, bahwasanya ada satu generasi terbaik yang dilahirkan sepanjang perjalanan sejarah perkembangan Islam, yaitu generasi awal, Ash shabiqunal Awwalun. sebuah generasi pelopor yang menabuh genderang perjuangan Islam dalam melebarkan pengaruh dan kejayaan Islam di semenanjung arab, dan bergerak ke seluruh Dunia.
kemuliaan mereka tidak lepas dari pengaruh yang ditanamkan Rasulullah SAW. melalui Qur’an yang mengandung kelengkapan ilmu, ia mentarbiyah para sahabat menjadi seorang yang memiliki sikap dan karakter rabbani. AL Qur’an menerangkan tentang karakter para sahabat, mereka adalah seorang mujaahidin (pejuang), auliyaa’ (kekasih Allah) dan du’aat (pengemban dakwah), mereka juga orang-orang yang sabar dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah. hingga jadilah mereka generasi terbaik yang pernah ada, menampilkan sebuah keteladanan yang bernilai tinggi, yang jarang dapat kita temui diera reformasi saat ini. “Khoirunnass qornii, tsummalladziina yaluunahum, tsummalladziina yaluunahum” sebaik-baik ummatku”, yang hidup pada zamanku (para shahabat), kemudian yang sesudah mereka (tabiin), kemudian yang sesudah mereka (tabiut tabiin).
bukanlah sebuah kebetulan, terlahir sebuah generasi terbaik. sebab mereka semua dibina dan ditempa dengan kebenaran Al Qur’an oleh Rasulullah SAW secara langsung. melalui tahapan yang panjang dan berkesinambungan. tidak satu peristiwa dalam hidup Rasulullah melainkan didalamnya terkandung pelajaran. sehingga bagi para sahabat mudah untuk memahaminya, sebab ilmu yang disampaikan oleh rasulullah dapat dilihat secara nyata dalam kepribadian rasulullah SAW.
Rasulullah SAW adalah pendidik yang terbaik, kata-kata yang terucap dari bibirnya adalah perkataan yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan, tatapan matanya meneduhkan, perkataannya jujur, dan dia mampu berkomunikasi dengan berbagai level tanpa mereka merasa diresahkan dengan perkataanya. dia juga orang yang sabar dalam menyampaikan dan penuh kasih sayang. perhatikan bagaimana rasulullah SAW tetap ramah ketika menegur sahabat yang melanggar larangan Allah dibulan ramadhan. kala itu ada sahabat yang bercampur dengan istrinya disiang ramadhan, lantas rasulullah memberi hukuman atas kesalahan yang diakukan sahabat. hingga beberapa hukuman yang diberikan, sahabat merasa keberatan atas hukuman itu. melihat ini, rasulullah dengan tersenyum akhirnya memberikan hukuman yang sangat ringan. yakni memberi makan keluarganya saja, itupun dengan kurma yang diberikan oleh Rasulullah SAW. lalu bagaimana kesabarannya dalam memberi makan seorang janda tua buta dengan penuh kasih sayang, meski ia dihina dan di caci. itulah pancaran Rasulullah SAW, yang mengajarkan kepada manusia (sahabat) dengan hikmah dan mau’idzotul hasanah. sungguh indah apa yang telah diajarkan rasulullah SAW.

Sehingga terlahir orang-orang seperti Umar Bin Khattab yang lembut, padahal kita tahu sebelum Islam menghampirinya ia adalah orang yang keras lagi kasar. Abu Bakar Ash Shiddiq yang teguh pendirian, Utsman bin Affan yang lembut dan bijaksana, Ali Bin Abu Thalib yang perkasa, dan banyak karakter-karakter sahabat lain, yang datang menguatkan barisan Islam.

Lalu apa yang kita temui saat ini, sungguh miris melihat generasi muda bangsa, yang dididik dan dibina dalam system pendidikan, yang lebih banyak didominasi oleh rujukan-rujukan dan teori barat nan sarat dengan dehumanisasi, pembodohan, dan nilai2 liberal. Dampak semua itu dapat kita lihat dari proses pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah. berapa banyak sekolah yang memperhatikan waktu-waktu Sholat?, berapa banyak sekolah yang memperhatikan adab-adab pergaulan dalam lingkungan sekolah?, atau berapa banyak sekolah yang memperhatikan perkembangan siswa dalam ruang eksistensinya sebagai manusia yang layak untuk dimanusiakan dengan penanaman nilai?, lebih banyak mereka dipaksa untuk menghafal ketimbang memahami. ada juga yang menawarkan pendidikan ekstra cepat, cepat lulus cepat dapat kerja, namun hasil akhirnya ternyata mereka bagaikan sebuah robot bergerak, tanpa ruh.

sehingga jadilah generasi bangsa ini, generasi bangkrut yang yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang dimuliakan. Koruptor, Penipuan, Sogok-menyogok, dan kengerian lainnya.

Oleh karena itu, demi membangun sebuah generasi yang memiliki karakter yang mulia, perlu perbaikan secara keseluruhan, baik dari segi materi, perangkat, metode, serta pendidik itu sendiri. apa yang dicontohkan Rasulullah dalam membina generasi sahabat adalah teladan yang sangat tepat ditengah system pendidikan yang mengalami korosi. Memang tidak semua kondisi pada zaman Nabi dapat kita tiru pada saat ini secara gamblang, tetapi nilai-nilai yang terkandung dalam setiap aktifitas nabi dalam membina tetap dapat diaplikasikan disetiap zaman. Sehingga lahirlah generasi-generasi kuat, berwawasan luas, dan berkarakter Rabbani. generasi takwa yang menguatkan barisan Islam.


No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..