Friday, February 10, 2012

Bonus beras

Seperti waktu-waktu yang lalu, setiap jum’at petugas takmir masjid mengkhususkan diri kepasar demangan untuk membeli sejumlah makanan ringan, guna disuguhkan saat penghitungan uang infak saat ibadah jum’at.
Dan kali kesempatani ini, ane berkesempatan menemani kawan, berangkata kepasar.
Selalu ada yang menarik, ketika masuk kepasar ini. Aktivitas jual beli dan interaksi antar orang-orang yang ada disana sungguh sangat hiruk memukai hati.

Dan satu yang menari perhatian ane, adalah seorang penjual beras tepat didepan tempat biasa ane beli makanan kecil. Sudah berumur, dibalut pakaian orang jawa, kebaya abangan atau apalah namanya. Nampak dari raut wajahnya sosok yang telah mengikuti berbagai peristiwa dimasa lalunya, sehingga terpancar keteduhan usia tua. Semoga Allah merahmatinya…

Ini yang menarik. Kebetulan temen ane bermaksud beli beras juga. Dan jadilah peristiwa sederhana itu, sederhana karena memang sudah terbiasa dia lakukan, dan kecil ukurannya.

Sesudah jelas jumlah beras yang akan dibeli, ibu penjual beras pun dengan cekatan memasukkan beras kedalam timbangan, dan mengukur beratnya, lalu memasukkannya kedalam kantung. Sekilas tidak ada yang berbeda dengan aktivitas menjual yang lain… nah ketika beras telah dimasukkan kedalam kantung plastik, dengan sederhana ibu penjual beras menambahkan sedikit, ya.. hanya sedikit, nyaris tak ada beratnya barangkali, sejumput* beras kedalam kantung plastik tadi.

Ni ibu penjual beras ane perhatiin, setiap ada membeli di ibu penjual beras, sebagi tahap akhir ia senantiasa menambahkan sejumput beras kedalam kantung plastik wadah beras.

Aktivitas menambahkan ini sangat sederhana. Tapi bagaimanakah Islam melihat ini, dan apa pengaruhnya terhadap daya beli? Serta pengaruh psikologis yang muncul pada pembeli.

Ane liat pembeli merasa puas ketika sang ibu penjual beras menambahkan sejumput beras tadi. Padahal kalau mau diukur, beratnya tidak sampi 0,5 ons..

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..