Tuesday, April 7, 2015

Analisis Sosial ; Instabilitas Harga

Hampir tinga minggu saya berada di tempat ini. waktu itu saya putuskan untuk pulang. Dengan berbagai pertimbangan dan situasi. Setidaknya disini bisa lebih mengendurkan saraf. Meski dalam beberapa hal saraf lain mulai menegang juga..

Pertama kali sampai disini, beberapa tempat yang saya lewati membuka kembali kenanga-kenangan masa dulu. Menyenangkan.

Di satu sisi saya punya banyak penyesalan. Jogja, apa kabarnya ya..?

Ah, I just a litle pieces. Litle scrub in the big ocean.
---

Nah.. setelah mendarat. Saya laksanakan program adaptasi dan analisis sosiologi. Kata temen saya.. Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat (Mr Ripan).


Hasilnya, saya yang sudah berpisah sekian lama dengan masyrakat sini ya.. cukup surprise lah. Ada begitu banyak perubahan, namun ada juga yang tidak berubah.

Rumah masa kecil dulu sekaran tampilannya sudah berubah. dari yang dulu papan, lubang-lubang. sekarang lumayanlah.. sudah tembok bata. Pembuatan rumah ini mesti masuk progam UNIK nih.. pasalnya renovasi rumah dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain.. bukannya anti sosial. tapi program revonasi rumah ini ternyata hanya program sampingan, mengisi waktu luang, dari rutinitas mengajar disekolah. Begitu keterangan dari yang empunya rumah (Babe gue). Makanya jika normalnya renovasi atau pembuatan rumah bisa diselesaikan dalam satu atau dua tahun, rumah ini digarap sudah lima tahun berjalan. bahkan sampai sekaran masuk tahun keenam masih ada beberap bagian yang belum diselesaikan. benar-benar proyek santai. Begitulah babe gue.

Tapi ada yang tidak berubah. Suana rumahnya. Kalau masih ada yang cerewet suka bentak bentak ya tetap aja sampai sekarang (nyak Gue). Tapi bukan dia marah atau benci. Hanya saja itu cinta. Dia mulai negar negur kalau ada yang tidak benar. Shubuh dibangunin ga bangun-bangun, satu pagi bisa mendung. Well dan suasana yang lain yang tetap sama. So.. Nostalgic.

Teman teman saya, Hanya satu yang belum menikah. yaitu SAYA.. Hadew.. Tiap ketemu sama mereka, yang ditanya satu. Sudah nikah?.

Saya jawab "Belum ada rencana". PADAHAL. "Sakitnya tuh disini. Didalam hatiku, Sakitnya tuh disini ditinggal sang kasih".. Ngenes, tersedu-sedu, bludak-bludak, kebanjiran....^_^.

Lupakan.!

Sebagian besar kawan yang saya temui berprofesi sebagai petani dan pedagang. Tapi ada juga yang jadi Guru, bekerja diperusahaan dan sebagian kecil melanjutkan studi.

Menjadi petani, sudah jamak dilakukan oleh masyarakat. Bisa jadi ini karena tidak ada pilihan lain. Tapi ada juga yang menjadi petani karena pilihan sadarnya.

Sebagai orang luar yang notabene kurang memahami dunia pertanian dan perdagangan ini, saya cukup sulit mengidentifikasi persoalan persoalan yang terjadi didalamnya. Namun secara umum, persoalan disini berkutat pada Harga yang tidak pernah stabil. Jika jumlah barang sedikit, maka harga akan melambung sangat tinggi, tapi jika barang mulai over maka harga jatuh serendah-rendahnya.

Ini karena secara geografis, daerah ini adalah sebuah pulau, sehingga selain populasi penduduk yang tidak terlalu besar, faktor transportasi yang mahal juga sangat mempengaruhi. Jadi agar produk dapat dijual dengan harga yang kompettitif, harus diangkut dengan kendaraan darat, dan laut. belum lagi jaminan kualitas produk akan sama saat sampai tujuan, karena rusak parahnya jalan raya.

Selain itu, tidak ada program tanam yang jelas. Jenis tanaman yang ditanam masyarakat pada umumnya mengikuti trend. Sehingga tidak ada jenis tanaman khusus yang bisa diandalkan. Jika ada tanaman yang sedang bagus, maka serta merta masyarakat akan berlomba untuk menanam. Sehingga jika suatu saat masa panen tiba, produksi bisa berlebih. Disinlah para tengkulak mulai memainkan harga, dan yang dirugikan adalah masyarakat juga.

Produk pengolahan buah dan sayur juga sangat langka. Sampai saat ini bahkan saya belum mendengar ada yang mengolah segmen ini. Jeruk misalnya, saat awal masa panen harganya sangat mahal, namun pada pertengahan dan akhir, karena berlebih jadi merosot harganya. Belum ada yang Home industri atau yang semisal untuk mengolah jus jeruk. Padalah ini adalah lahan potensial yang bisa dikembangkan, termasuk buah dan tanaman yang lain.







No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..