Sunday, February 2, 2014

Membuat Paper Internasional

Anugrah Kusumo, Ph.D., seorang dosen universitas Surya, memaparkan tentang gampang susahnya membuat Paper skala internasional. berikut adalah tulisan yang admin Copy dari blog kompasiana yang beliau tulis..

Termotivasi oleh curhatan seorang teman, dosen di sebuah perguruan tinggi di Indonesia, yang mengatakan bahwa dia minder untuk mengirim paper ke jurnal ilmiah internasional (selanjutnya saya sebut saja “jurnal ilmiah”), saya coba tuliskan apa yang saya ketahui tentang publikasi jurnal ilmiah pada kesempatan kali ini. Teman saya ini merasa bahwa dia tidak mampu membuat paper yang bermutu, dengan bahasa Inggris yang baik, dan karena teman saya ini seorang dosen teknik, dia juga tidak percaya diri karena sulitnya melakukan eksperimen karena ketiadaan fasilitas.


Kata-kata yang saya tebalkan di atas menjadi kata kunci yang menarik. Tetapi sebelum membahas kata-kata kunci tersebut, mari kita tinjau dahulu satu pertanyaan mendasar ini:

Mengapa dosen / peneliti / mahasiswa /akademisi harus membuat paper ke jurnal internasional? Bukankah ke jurnal nasional saja cukup?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, saya ingin tekankan satu hal berikut: kalau kita (dosen, peneliti, mahasiswa, akademisi) ingin melihat kemampuan kita menganalisa masalah, membuat solusi masalah, menjelaskannya kepada orang lain, membuat paper ke jurnal ilmiah adalah WAJIB hukumnya. Lebih baik lagi juga Anda setorkan paper Anda ke jurnal internasional, karena karya Anda akan dinilai oleh reviewer-reviewer internasional, sehingga diharapkan ada komentar-komentar konstruktif yang Anda dapatkan.

Tidak ada cara lain? Ada, tetapi dengan membuat paper ke jurnal ilmiah, buah pikiran kita akan lebih terarah sehingga semakin obyektif dan komprehensif, karena dalam proses publikasi jurnal ilmiah, terjadi proses peer-reviewing. Mengenai reviewing ini, saya pernah bahas di Kompasiana juga. Silakan kunjungi link ini. Saya juga pernah bercerita tentang pengalaman saya me-review paper orang lain di sini.  Singkatnya, paper yang kita setorkan ke jurnal ilmiah akan direview, dalam artian dinilai, apakah paper kita layak untuk dipublikasi. Jika masih belum layak, maka besar kemungkinan paper kita akan ditolak. Tetapi yang paling penting adalah kita mendapat feedback berupa saran-saran bagaimana sebaiknya paper kita itu dikembangkan.

Pada artikel ini, saya ingin memfokuskan diri pada tiga kata kunci yang teman saya sebutkan pada paragraf pertama: mutu paper, bahasa Inggris, kekurangan fasilitas riset. Bagian terakhir akan membahas tips agar paper Anda memiliki peluang untuk dapat dipublikasikan di jurnal internasional.

1. Mutu paper

Sebenarnya paper yang bermutu itu yang bagaimana sih? Yang jelas, paper tersebut bukan paper plagiasi. Jangan coba-coba menjadi plagiat! Hukumannya sangat berat. Anda bisa di-black list oleh sebuah jurnal. Dan sialnya, jika jurnal tersebut merupakan bagian dari grup yang lebih besar, misalnya IEEE, maka Anda dapat juga di-black list di jurnal-jurnal lainnya di bawah grup tersebut. Lebih parah lagi, jika grup jurnal yang lain juga ikut-ikutan mem-black list nama Anda.

Mutu paper juga dilihat dari kontribusi. Bagaimana mengukur kontribusi? Gampang-gampang susah. Satu hal yang harus Anda lakukan untuk dapat menghasilkan kontribusi adalah membaca sebanyak mungkin publikasi terkini (sekitar 2-5 tahun terakhir). Kontribusi dapat merupakan inovasi kecil, pengembangan dari inovasi yang sudah ada, atau malah merupakan ide baru yang sangat signifikan.

Tetapi secara praktek, dapat saya katakan bahwa “mutu paper” telah berubah makna menjadi “mutu paper berdasarkan pengamatan reviewer”. Jadi, jika reviewernya terlalu “baik”, bisa jadi paper Anda yang sebetulnya kurang memberi kontribusi, dapat saja menjadi paper yang bermutu. Sebaliknya, jika reviewernya terlalu “killer”, paper Anda yang sangat brilian pun sulit untuk dipublikasikan. Jadi, subyektifitas terhadap mutu paper sangat tinggi pada semua jurnal ilmiah.

Jadi apa yang dapat disimpulkan dari sini? Saran saya kepada Anda: jangan kuatir tentang kualitas paper Anda. Setor segera paper Anda ke jurnal yang Anda tuju! Masalah mutu, itu biarlah para reviewer yang menilai.

2. Bahasa Inggris

Bahasa Inggris Anda buruk? Jangan khawatir. Para peneliti di China, Korea, dan Jepang juga memiliki keterbatasan berbahasa Inggris. Ada jasa pemeriksaan bahasa Inggris yang disebut proof-reader. Anda dapat menggunakan jasa ini untuk memeriksa paper Anda. Masalah bahasa Inggris ini sebenarnya gampang-gampang susah. Jika masalahnya adalah grammar mungkin mudah memeriksanya. Bagaimana jika masalahnya adalah pilihan kata?

Setiap disiplin ilmu memiliki terminologi-terminologi khusus yang khas milik disiplin ilmu tersebut. Untuk mengenali terminologi-terminologi tersebut, Anda harus banyak membaca paper-paper di bidang yang sama, dan catat kata-kata yang sering mereka gunakan.

3. Kekurangan fasilitas riset

Sepertinya banyak peneliti di bidang teknik merasa bahwa paper yang berpeluang besar untuk lolos publikasi adalah paper yang juga memuat hasil eksperimen. Pendapat ini tidak salah. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua jurnal mewajibkan adanya hasil eksperimen. Semua itu tergantung apa kata reviewer sebenarnya. Namun sejauh pengamatan saya terhadap paper-paper jurnal ilmiah (khusus yang di bidang teknik), ini adalah masalah kontribusi.

Ketika kontribusi Anda berupa teori / proposisi yang cukup fundamental, atau Anda memperkenalkan satu masalah baru, biasanya verifikasi teori / proposisi Anda tersebut cukup dilakukan sampai simulasi. Ketika kontribusi Anda tidak terlalu kuat di teori / proposisi, Anda sebaiknya memang membuat satu eksperimen untuk memverifikasi hasil penelitian Anda.

Namun demikian, beberapa jurnal, meskipun tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai kewajiban menyertakan hasil eksperimen, memiliki gaya publikasi yang menyertakan hasil eksperimen. Jurnal Control Engineering Practice adalah salah satunya. Namun bagi Anda yang tidak memiliki fasilitas eksperimen, jangan berkecil hati. Banyak jurnal yang masih mempublikasikan hasil-hasil simulasi dan tidak terlalu mementingkan hasil-hasil eksperimen.

4. Beberapa tips agar paper Anda terpublikasi di jurnal internasional

Sebenarnya saya tidak berani menjamin bahwa paper Anda terpublikasi di jurnal internasional setelah mengikuti beberapa tips di bawah ini. Tetapi saya ingin tegaskan bahwa : milikilah mentalitas untuk tidak takut ditolak. Jangan terlalu ambil pusing mengenai paper Anda akan ditolak. Pikirkanlah bahwa Anda akan mendapatkan feedback dari reviewer. Kebutuhan utama Anda adalah feedback. Baiklah, beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu paper Anda terpublikasi:

a. Anda ingin paper Anda cepat dipublikasikan? Coba ambil 3 atau 4 paper dari jurnal yang Anda tuju. Biasanya pada halaman pertama paper tersebut tercantum tanggal setoran pertama, dan tanggal paper tersebut dinyatakan accepted (layak dipublikasikan). Informasi tersebut menggambarkan situasi sebenarnya dari proses peer-reviewing jurnal tersebut. Jika rata-rata proses peer-reviewing di atas satu tahun, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali untuk menyetor paper Anda ke jurnal tersebut.

b. Anda ingin paper Anda menjadi paper yang berkualitas? Setorlah ke jurnal yang memiliki impact factor (IF) tinggi. NB: Impact factor merupakan satu besaran yang menggambarkan perbandingan antara jumlah paper yang men-cite paper di jurnal tersebut dengan jumlah paper yang dipublikasikan di jurnal tersebut. Jurnal dengan IF tinggi biasanya memiliki proses seleksi yang ketat, dengan reviewer-reviewer yang “garang”. Mungkin paper Anda akan ditolak. Tetapi jangan khawatir, reviewer biasanya memberifeedback tentang kekurangan paper Anda. Anda dapat merevisi paper Anda berdasarkan komentar reviewer dan mengirimnya ke jurnal yang lain. Untuk mendapatkan feedback lagi tentunya.

c. Anda adalah seorang perfeksionis? Sebaiknya jangan terapkan sifat perfeksionis Anda terlalu banyak dalam menulis paper. Paper Anda tidak akan selesai! Cukup Anda batasi ide-ide Anda, sehingga cukup untuk ditulis dalam paper sebanyak 12 halaman (2 kolom), tergantung peraturan di jurnal tersebut. Mungkin Anda merasa bahwa paper Anda tidak bermutu. Ah, itu hanya perasaan Anda saja. Ketika Anda merasa paper Anda memiliki minimal satu kontribusi, coba saja setor ke jurnal, dan lihat apa kata reviewer :)

d. Ketika Anda menerima paper yang sudah direview, perbaikilah paper Anda hanya pada hal-hal yang diminta oleh reviewer. Mungkin Anda memiliki ide-ide baru untuk pengembangan paper Anda dan Anda ingin menambahkan ide-ide tersebut pada paper Anda yang sudah diberi feedback. Ini tidak direkomendasikan! Mengapa? Karena akan menimbulkan pertanyaan baru dari reviewer, yang berarti… proses publikasi Anda akan berlangsung lebih lama lagi. Jika Anda mempunyai ide-ide baru di luar feedback reviewer, lebih baik Anda buat satu lagi paper baru dan setor ke jurnal lain.

e. Ini sedikit tricky dan sebuah situs humor pernah menyinggungnya: Buatlah konsep Anda di paper lebih sulit daripada kenyataan sebenarnya. Bukan maksud ingin menipu. Tetapi sebuah konsep, jika dibuat lebih “artistik”, atau lebih “rumit”, itu dapat dianggap sebagai alternatif ekspresi atas sebuah masalah. Jika konsep tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis, cobalah membuat bentuk matematis tersebut lebih formal, dan terlihat lebih kompleks. x = 1  dapat dituliskan sebagai x=(sin(a))^2 + (cos(a))^2 , bukan?

f. Jangan remehkan template paper. Setiap jurnal memiliki template paper versi mereka sendiri. Sebisa mungkin ikuti template ini. Jangan ada kesalahan penulisan, kesalahan rumus, dan kekurangan tanda baca, kesalahan penggunaan huruf kapital, dll. Juga, jangan sampai tulisan Anda terkesan seperti sampah dengan menerapkan font size yang berbeda-beda untuk tujuan yang tidak jelas. Reviewer akan merasa malas untuk memeriksa paper Anda. Kerapian adalah hal yang harus dijaga selama proses review.

g. Buatlah gambar Anda terlihat jelas. Keterangan-keterangan pada gambar jangan sampai kabur / blur, atau font-nya terlalu kecil, atau terlalu besar. Buatlah sama dengan font dari teks yang lain. Ini penting untuk menjaga mood reviewer. Jangan sampai paper Anda ditolak hanya karena penulisan paper yang tidak profesional. Selain buang-buang waktu, tujuan Anda untuk mendapatkan feedback dari isi jurnal Anda tidak tercapai.

h. Misalnya Anda ingin menyetor paper Anda ke jurnal Automatica. Editor akan merasa senang apabila Anda juga men-cite beberapa paper dari jurnal Automatica tersebut. Ini akan berakibat meningkatnya impact factor jurnal tersebut. Tidak perlu terlalu banyak. Cukup 4-6 jurnal yang dipublikasikan dalam 2 tahun terakhir.

i. Biasanya, ketika Anda melakukan penyetoran paper via website, ada isian yang mewajibkan Anda mengisi nama orang yang Anda rekomendasikan sebagai reviewer. Isian ini diperlukan oleh Editor untuk menentukan kepada siapa paper Anda ini akan diserahkan untuk direview. Nah, siapakah orang itu? Sebaiknya, jika Anda ingin paper Anda dinilai secara profesional dan tidak main-main, isilah dengan nama peneliti yang pakar di bidang tersebut. Lho, bukannya dengan begitu peluang ditolak sangat besar? Ya, benar. Tetapi Anda mendapat feedback dari pakarnya, bukan dari orang-orang sembarangan. Tetapi jangan lupa, untuk menjaga mood reviewer, Anda sebaiknya men-cite paper-paper dari reviewer yang Anda rekomendasikan tersebut. Dengan men-cite paper dari reviewer tersebut, Anda sudah membantunya untuk menjadi “sedikit lebih terkenal” karena paper-papernya ada yang men-cite. Catatan: Meskipun Anda merekomendasikan si A sebagai reviewer, pada prosesnya belum tentu si A ini akan mereview paper Anda. Mungkin beliau terlalu sibuk, sehingga tidak punya waktu untuk paper Anda. Anda juga tidak akan tahu siapa yang akhirnya menjadi reviewer Anda.

j. Ini yang sering dilupakan orang: periksa scope dari jurnal yang Anda tuju. Lalu periksalah apakah paper Anda membahas hal-hal yang termasuk dalam scope jurnal tersebut. Jangan sampai waktu Anda terbuang dan paper Anda ditolak karena alasan out of scope!

Semoga dengan 10 tips ini membuat image bahwa mempublikasikan karya di jurnal internasional itu tidak lagi “berat”, tetapi “sedikit lebih ringan” (karena perlu diakui, memang berat. Tetapi kalau sudah tahu trik-nya, akan terasa menyenangkan).

Akhir kata, untuk para dosen, peneliti, mahasiswa, akademisi yang lain, jangan takut untuk mengirimkan paper Anda ke jurnal internasional. Akan banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan, dan banyak manfaat juga yang dapat diraih oleh dunia pendidikan Indonesia!

Untuk lebih jelasnya, silahkan meluncur ke artikel yang beliau tulis beratkah-mempublikasikan-paper-di-jurnal-ilmiah-internasional

Catatan admin :
Artikel ini saya copy semata-mata karena ingin berbagi, sekaligus sebagai koleksi. Karena sewaktu-waktu admin membutuhkan materi serupa, barang kali artikel diatas dihapus atau berganti dengan artikel lain yang ditampilkan oleh mesin pencari. Bila ada pihak yang merasa dirugikan dengan postingan ini, harap hubungi admin, dengan begitu admin akan segera menghapus artikel tersebut dari blog ini. Terimakasih.. Matur thengkyu... 

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..