Memang kisah cinta ndak ada habisnya. Ini kisah beberapa waktu silam...
Ada seorang karib yang meninggal dunia. Kami putuskan ut takziyah. Dua rombongan, beberapa sy kenal dan beberapa lainnya tidak.
Lumayan jauh, empat jam perjalanan. Melewati lembah dan bukit. Lamanya perjalan tak terasa, karena keindahan alam yang memesona. Dn sesekali histeria, karena medan yang menantang. Belok kanan, belok kiri.. naik curam, turun melesat... haaaaa... dada naik turun. Selebihnya canda dan tawa penumpang. Dan sebagian menghabiskan waktu dengan tidur.
Sampai lokasi, menyelesaikan urusan.. dan pulang. Sy ganti bus.
Eh.. malah tambah lagi aku tak kenal banyak penumpang di bis ini. Kalalu bukan karena penumpang tambahan yang ikut pastinya aku masih di bus sebelumnya menikmati canda bersama kawan. Ah.. takdir hiburku.
Terdesak.. naik eh penuh jg rupanya. Tapi kupaksakan juga akhirnya, menyela deret kursi paling belakang. "Maaf mas geser dong", pintaku.
Setelah duduk. Pandangku mengitari ruang bus.. eh ternyata masih ada satu kursi kosong. Mau kesana sj pikirku. Tertahan niatku, disebelah kursi kosong itu ada seorang wanita.
No.. hatiku melarang, pikiranku lalu mencipta ribuan alasan mulai dari segi syariah sampai soal mood. Udah PW.
Sedetik kemudian ada penumpang yang naik. Melihat ada kursi kosong, ia segera ancang2 untuk duduk. Dilihatnya yang duduk disebelah kursi kosong itu wanitu. Lalu kulihat gelagatnya mundur..
Pulang.. perjalanan kali ini lebih banyak diam, sesekali mata terpejam.
Dor..tiba2 bus berjalan miring. Slah satu ban meledak. Haurs diganti, bus ditepikan.
Penumpang seluruhnya turun. Kecuali satu orang.
Perlatan dikeluarkan, supir dan kernek mulai menginstal peralatan dongkrak. Penumpang mencari ruang teduh.. melepas lelah dan ada yang jalan2.
Setengah jam lewat,.. kok lama amt pikirku. Nampak beberap orang berkumpul dilokasi dongkrak. Penasaran, aku turut nimbrung.. "ga bisa mas, dongkraknya ga bisa masuk, bannya terlalu ketepian keluar jalan aspal, sehingga jarak poros ban dan aspal tidak memberi ruang untuk dongkraknya" kata kernek.
Cukup lama jg kami berpikir bagaimana agar sidingkrak bisa masuk. Berulangkali supir memaksakan dongkrak. Namun tak bergeming.
Mikir.. mikir... Aaaaaa... entah ide dari mana. Dulu aku suka nonton fear factor, adegan narik pesawat atau ngangkat mobil. Lagian penumpang laki cukup banyak.
Idenya mobil diangkat. Hahaha...
Gaya orator, mulai ku panggil para laki itu. Pk supir ku pinta siapkan dongkraknya.
Semua siap!! Hitungan ketig ya..! Satu.. dua.. tiga!!!
Mobil sekejap terangkat, dan ban akhirnya dapat diganti. Perjalan pulang lanjut...
Yang ku tahu akhirnya mereka bersua itu menikah.. wanita disisi kursi kosong dan lelaki gelagat mundur..
Dan aku, menikmati perjalan pulang...ah takdir hiburku.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..