Saturday, October 4, 2014

Menyikapi Perbedaan hari Raya Qurban.

Seorang ahli ilmu, kalau benar ijtihadnya, dapat dua pahala. Kalau salah Ijtihadnya dapat satu pahala. Keputusan yang diperoleh melalui jalan Musyawarah, Sangat dekat dengan ketakwaan. Meski boleh jadi keputusan itu salah. Lalu bagaimana dengan Keputusan yang dilakukan oleh ahli ilmu melalui musyawarah?.~~
Disebabkan oleh perbedaan waktu antara Indonesia dan Mekkah, menyebabkan perbedaan dalam menentukan waktu Pelaksanaan 'Idul Qurban. Tetapi Perbedaan itu sama-sama dihasilkan melalui jalan Ijtihad. Dengan rasionalisasi hukum yang sama-sama benar.

Saya, termasuk yang 10 Dzulhijahnya tanggal 4 Oktober. Hanya saja kalau dipikir2 ya.. seandainya saya berada pada zaman dimana teknologi belum secanggih sekarang ini, mungkin saya akan Berhari Raya Qurban pada tanggal 5 Oktober. Lho kok bisa? iya soalnya pada saat tanggal 29 Dzulqoidah, menjelang tanggal 1 Dzulhijah bulan ga keliatan. Jadi sesuai petunjuk Nabi, Genapkan jadi 30. sehingga tanggal 10 Dzulhijah bertepatan pada tanggal 5 Oktober. Tapi sekarang teknologi canggih, biisa tahu informasi dari mana saja. Jadi ya.. yang berpuasa pada tanggal 4 Oktober adalah hasil dari ijtihadnya para ilmuwan ('Ulama).

Yang puasanya pada tanggal 5 Oktober juga sama. Hasil Ijtihad para ilmuwan. Dan ga berdosa orang yang mengikuti pendapat Ilmuwan, tidak berdosa orang yang mengikuti hasil Syuro' dalam Islam.

Jadi mau pilih yang mana? Pilih saja yang lebih dekat pada takwa. Yaitu yang paling baik, banyak memberi manfaat, menciptakan persatuan. bukan yang dapat menimbulkan perpecahan.

Alih-alih mencari siapa yang berdosa, sebaiknya ia ditanya memilih Puasanya ditanggal berapa. barulah kita anjurkan hal-hal yang perlu diperhatikan menurut skema waktu yang menjadi pilihannya.

Tapi, zaman sekarang Masyarakat plural, juga diimbangi dengan toleransi yang tinggi. Perbedaan bukan masalah besar. Peluang jadi terbuka lebar, bagaimana agar syiar Qurban dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Agar tak hanya orang Islam saja yang menikmati Qurban. Tapi non Islam dan seluruh mahluk dapat merasakan kedamaian  dibawah naungan Islam.

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..