Thursday, June 28, 2012

Ramadhankan Hatimu

"Apa sih istimewanya ramadhan? "
Sembari membolik-balik lembar demi lembar kitab Riyadhus Sholihin, Andrea masih saja menggumamkan kalimat itu. sejuk AC kamar sepertinya tak lagi mampu mendinginkan suasana pikirannya yang panas mencari jejak-jejak sebuak kata, "Ramadhan".

******
"Awas.....! minggir...!"



Bruaaaak...!!! Phoni Andreas tak lagi mampu berhenti, remnya blong, tak mampu menahan laju yang cepat. ditambah lagi turunan tajam yang barusan ia lalui, menambah kecepatan sepeda kesayangannya itu.sehingga tikungan depan masjid itu tak sanggup ia taklukkan. Dan tak sanggup pula ia menghindari menyerempet gadis itu. beruntung tak terjadi tabrakan.

Kacau, balau, berantakan, lecet, pening, dan roda tak bundar lagi. benar-benar kekacauan yang luar biasa, untuk jum'at pagi yang cerah ini. betap malunya Andreas merah padam wajahnya mengaduh, perlahan bangkit. beberapa orang mencoba menolong, tapi ia tolak. Harga dirinya masih terlalu tinggi untuk menerima bantuan, apa lagi untuk peristiwa yang memalukan itu.

"Mas.. mas.. buku saya..."
Sesaat Andrea tak menggubris suara itu.
"Mas..! bukus saya!!!"
suara itu mengeras, menarik perhatian Andrea yang sedang mencoba merapikan kekacauan itu, dan ia pun berbalik.

Ternyata gadis itu, yang tadi terserempet. Termenung Andrea memandang gadis itu, rapi berbalut pakaian muslimah yang memelihara kehormatannya sebagai muslim. anggun, dan berpancar cahaya ketaatan pada Tuhannya.
"Astaghfirullah..." 
Andrea tersadar dalam menunduk dalam, memohon ampun pada Tuhannya karena panaan yang mengagumkan mata dan hatinya. "Subhanallah"

:"Maassss.... Buku saya."
Belum lagi ia pulih dari ketertundukkannya, Andrea sedikit bingung, kenapa gadis itu sejak tadi hanya berkata buku saya, buku saya.
"Mas, buku saya, jangan di gigit begitu, mohon dikembalikan dong..."
 "HAH...!"
Kali ini Andrea tak mampu menahannya. wajahny seperti orang yang makan cabai rawit super pedas. Seperti kalau pesen nasi telor di gang alamanda timur kampus teknik, pesan dengan limapuluh cabai. tapi kali ini mungkin lebih dari lima puluh.. sehingga wajahnua merah, merah padam.. bercahaya merah,, bukan marah, tapi malu bukan kepalang. ada buku dimulutnya.

Rupanya tanpa sadar ketika menyerempet gadis itu, tanpa sadar ada buku yang tersangkut di mulutnya. dan parahnya lagi, dia tak sadar kalau buku itu masih ada di mulutnya hingga ia ditegur gadis itu. buku kecil.

salah tingkah, merah meriah padam, supermalu, kikuk, grogi, gemetar, entahlah... semua rasa bercampur jadi satu. dihadapan seorang gadis terhormat yang memana.

perlahan ia melapaskan buku itu dari gigitannya.
"Maaf mb, ini bukunya."
sembari menyerahkan buku itu kepemiliknya. sekilas ia melihat judulnya, "ramadhan penuh cinta".
"Masnya ga papa?, maaf ini buku penting buat saya, meski ukurannya kecil, tapi sangat berharga. didalamnya menjelaskan dengan ringan keistimewaan-keistimewaan Ramadhan"
"Ya sudah mas, saya pamit.. Maaf.."
Belum lagi Andrea berkata-kata, gadis itu pergi. Akhirnya dengan sisa-sisa malu yang tercitra di wajahnya, ia bergegas pergi melanjutkan. menyeret-nyeret sepedanya yang hancur, mengaduh menahan sakit yang dideranya.


Tetapi ada yang mengganggu pikirannya. Siapa namanya? dan ramadhan, apa istimewanya?...




bersambung....





No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..