Friday, January 20, 2012

provokasi di era web 2.0

rasa-rasanya ga adil, kalau ga nulis tentang kehadiran bang yusuf Maulana di UNY tempo hari, apalagi setelah bro Ayip nulis tentang pertemuan menari itu. tapi kalau aku tulis semua kronologinya bah ga orisinil dong..

aku ambil bagian yang menarik aja. tentang bahwa dalam era median yang didominasi era Web 2.0, yang menggabungkan fitur online dengan fitur berbagi, yang banyak ditawarkan oleh pengembang. misalnya Facebook yang penggunanya hingga ratusan juta. atau twitter yang sempat error saat tahun baru 2012 kemarin, lantaaran servernya tidak mampu mengakomodasi Tweet yang begitu cepat ribuan dalam hitungan detik. dan atau pengembang-pengembang lain yang serupa. intinya adalah kamu berbagi dengan yang lain, berbincang dengan yang lain, berekpresi, memberi komentar dans saling komentar.. dan membiarkan itu semua dilihat oleh orang lain..

ini yang menurutku menarik dalam pembicaraan tentang era Web 2.0. aku jiplak langsung dari blog Bro Ayip (ijin ya bro...) agar dalam beronlineria kita dapat menghasilkan hasil yang terbaik, maka salah satu yang menjadi rekomendasi dari Pak Yusuf Maulana yang ditulis kembali oleh Bro Ayip, adalah tentang
1. Judul dan lead tulisan dibuat provokatif.
Hal ini dikarenakan pengakses internet adalah pembaca cepat dan tidak mau bertele- ele, sehingga mutlak tulisan awal kita dibuat semenarik mungkin untuk dibaca.
nah ini ni yang ku rasa menari untuk diperhatikan.

saudaraku pembaca yang budiman... (pak budi dan pak man).. :)
kalau sudah bicara tentang provokatif, apa yang kita pikirkan?

dalam situs artikata.com, ketika menerangkan tentang frase provokatif, menyebutkan
"bersifat provokasi; merangsang untuk bertindak; bersifat menghasut: dl suasana spt sekarang ini, sebaiknya setiap pihak menjauhkan diri dr perbuatan"
 sedangkan di wikipedia, dalam sebuah artikel yang menuliskan pendapat seorang imam masjid,
 "semua bentuk kekerasan, provokasi, dan teror melawan orang-orang tertentu, apapun modusnya, dilarang"
kata provokasi selalu disandingkan dengan aksioma yang bernuansa keras, negatif, menjatuhkan, dan seluruh label yang merupakan lawan dari nilai-nilai positif. yang semua itu di ikuti atau melibatkan lebih dari satu orang,. maka jika berbicara tentang frase Provokator, maka paling tidak ada dua istilah yang melekat padanya. negatif, dan komunal. ya.. bernuansa negatif dan dilakukan atau dikenakan kepada banyak orang.

 namun demikian, provokasi tidak selamanya hanya digunakan pada hal-hal yang negatif., dapat juga digunakan untuk hal-hal yang bernilai positifi, namun jarang.

Mengapa pada Era Web 2.0 ini perlu entri2 yang bersifat provokatif.? setidaknya ada dua sudut pandang yang dapt digunakan untuk menjelaskan ini menurut saya. yang pertama adalah sudut pandang pengguna, penggua pada era sangat beragam di berbagai usia dan profesi. anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, guru, petani, mahasiswa, dosen, karyawan, pejabat, presiden.. dan saya pikir semua orang dunia bisa menggunakan fasilitas ini. semua dengan berbagai level emosi psikologi dan aktivitas bertemu saling berbagi informasi dan tautan.

tentu kita mengenal sebuah kaidah, bahwa dalam sebuah komunitas besar, ada keseragaman umum yang menjadi perilaku masyarakatnya. ya.. setiap dari kita saling mempengaruhi., dipengaruhi atau mempengaruhi. itulah sebabnya kita dianjurkan untuk mencari kawan yang baik akhlaknya, kita dianjutkan untuk berkawan dengan pecinta al Qur'an dan pecinta ilmu. karena dengan itu mereka dapat memberikan pengaruh positif terhadap kepribadian kita. dan satu kaidah lagi, sebuah komunitas akan bergerak bersama pada hal-hal yang mereka sepakati.

pengaruh, dan kesamaan. begitu kurang lebih yang menjadi kunci sukses gerakan revolusi yang terjadi ditimur tengah sana. yang juga terjadi pada bangsa jerman di masa hitler, atau revolusi pranci.. dan yang paling fenomal dan jelas teringat dalam memori kita tentang reformasi tahun 98,, pengaruhnya begitu cepat tersebar, bertahap semakin banyak yang mengikuti, bersepakan untuk menggulingkan rezim orde baru. dan aktivitas2 ini di terjadi karena adanya upaya-upaya yang kita sebut dengan tindakan provokatif.

sedangkan di era web 2.0 kita tidak sekedar memberi informasi, tetapi juga dapat memberi tanggapan dan komentar. sehingga beragam pandangan dapat dengan mudah disatukan. inilah yang terjadi di mesir.

 yang kedua adalah sudut pandang fungsi..., next time yah...

2 comments:

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..