Saturday, April 5, 2014

Saya memilih Golput?

Golput Bukan Pilihan!

Tanpa memandang agama yang dimiliki oleh seseorang, memilih golput adalah sebuah tindakan yang dapat merugikan diri sendiri, dan orang-orang disekitar.

Bukankah kita hidup ditengah-tengah keberagaman? dimana keberagaman akan menjadi harmoni ketika ada yang mengatur, ada yang memanagenya. Inilah yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam masa kapanpun, dalam bentuk pemerintahan apapun, dalam bentuk kepemimpinan seperti apapun.

Dari dulu hingga sekarang, bentuk kerajaan, otoritarian maupun demokrasi. Di pimpin oleh pemimpin yang adil atau pemimpin yang zalim, Tugas mereka adalah merangkul keberagaman yang dimiliki oleh satu komunitas bangsa tertentu di sebuah  negara (wilayah).

Hanya saja cara mereka menciptakan harmoni itu yang berbeda. Entitas yang dipimpin oleh pemimpin otoriter, haromoni dibentuk dengan kekerasan dan kontrol yang ketat, dan Indonesia pernah mengalami fase itu. Barangkali itu adalah sejarah telah berlalu, mari kita lihat Korea Utara, Negara yang dipimpin oleh oleh Kim Jong Ul saat ini, adalah salah satu negara yang menerapkan otoritarianisme. Hak-hak warga negara dibawah kekuasaan negara, kebebasan informasi yang dikontrol sangat ketat, dan sistem pendidikan dibentuk untuk melahirkan generasi yang siap menjadi relawan untuk kepentingan negara.

Mesir, juga sama, saat ini dipimpin oleh militer. Dengan kontrol yang ketat terhadap warga negaranya, dimana situasi saat ini menyebabkan tindakan kecil yang dianggap sebagai pemberotakan kepada negara maka akan dianggap sebagai sebuah kejahatan, dan hukumannya adalah tiang gantungan.

Namun negara lain menggunakan cara yang berbeda untuk menciptakan harmoni. Indonesia, salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, membatasi kekuasaan presiden sebagai kepala negara dalam menjalankan roda pemerintahan, sehingga sangat kecil kemungkinan presiden dapat melakukan tindakan yang diluar kekuasaannya itu. Hak-hak warga negara diatur dalam undang-undang, serta setiap orang memiliki kebebasan untuk berbicara dan berpendapat termasuk dipilih dan memilih.

Ada pula Turki, yang dipimpin oleh seorang perdana menteri, dan beberapa negara lain dengan cara yang berbeda untuk menciptakan harmoni ditengah-tengah perbedaan dan keberagaman.

Tetapi apakah kita bisa menyebut harmoni, ketika itu semua diwujudkan dengan cara mengkebiri hak-hak kemanusiaan? merampas hak-hak warganegara? 

Ada seseorang digantung karena menyuarakan kebenaran, ada warga negara yang ditangkap lalu hilang tak tentu rimbanya karena lantang menentang hegemoni sesat kekuasaan tanpa batas, ada juga yang dirampas hak-hak kemanusiaanya karena lantang berbicara dan berpendapat. atau bunuh ditempat karena resisten terhadap kepentingan penguasa. adakah ini kita sebut harmoni?

Setiap individu memiliki kebutuhan dasar, kebutuhan dasar itu yang kita sebut kepentingan. karena kompleksnya kepentingan individu, maka tak jarang terjadi pertentangan antar individu. Itu sebabnya sebuah komunitas membutuhkan seorang pemimpin. walaupun dalam komunitas itu hanya berjumlah tiga atau dua orang saja. Tunjuklah sebagai pemimpin salah satu diantara kalian. Yang bertugas untuk memanage perbedaan-perbedaan individu tanpa menghilangkan hak-hak kemanusiaannya, yang bertujuan untuk memuluskan proses menuju tujuan bersama. Apakah tujuan bersama itu? tujuan bersama paling dasar adalah memenuhi kebutuhan setiap individu tadi.

Dengan cara kekerasan atau dengan kelembutan, kebutuhan setiap individu sebagai tujuan bersama pasti dapat terpenuhi. Tetapi jika diberi pilihan apakah ingin menggunakan cara kekerasan (otoriter) atau dengan cara kelembutan, pilih mana?

Di Indonesia, sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur oleh undang-undang, dan peraturan pemerintah lainnya. Seperangkat peraturan tersebut sangat menentukan corak kehidupan masyakarakat. Artinya gerak-gerik warga negara Indonesia secara detil diatur oleh undang-undang. Suka atau tidak. 

Sedangkan produk undang-undang dibuat oleh negara. Negara diisi oleh perwakilan yang dipilih oleh rakyat. Jadi yang menentukan substansi undang-undang adalah para wakil rakyat tersebut. 

Di Indonesia, wakil rakyat dipilih secara langsung oleh rakyat. Jadi sesungguhnya ide undang-undang bisa dikatakan berasal dari rakyat. dibuat oleh wakil rakyat, dan diterapkan kepada rakyat. 

Sederhana bukan, ini adalah cara berpikir sederhana indonesia. Walau pada kenyataannya ada begitu banyak proses atau tahapan yang perlu dilakukan untuk menelurkan produk undang-undang hingga tahap pelaksanaannya dilapangan. Tapi setidaknya kita tahu bagaiman menjadi Indonesia.

Namun demikian, disebabkan kita memiliki kepentingan yang berbeda secara individu, tentu akan memberikan sikap yang berbeda pada fakta-fakta yang terjadi disekitar kita. Setidaknya ada beberapa golongan yang muncul memliki sikap yang berbeda atas keIndonesiaan ini.

Pertama adalah golongan orang yang menolak sistem demokrasi di Indonesia. Golongan ini tentu memiliki kesadaran politik yang tinggi, tetapi anti pemerintah. Bagi pemerintah otoriter tentu mereka yang anti pemerintah adalah ancaman serius, dan penyelesaiannya adalah "hilangkan" dari muka bumi. Beres. Demikian pula sebenarnya bagi negara demokratis, golongan pertama ini adalah ancaman. Namun dalam sistem demokrasi,, hak-hak kemanusiaan warga negara sangat dijunjung tinggi, maka bagi negara, golongan seperti ini tetap dilindungi dan dipelihara hak-hak warga negaranya. 

Kedua adalah golongan pasif. Yaitu golongan yang tidak mengikuti perkembangan demokrasi Indonesia, sepanjang hak-hak dasarnya terpenuhi. Maka baginya bentuk negara tak menjadi masalah baginya.

Yang ketiga adalah golongan yang sadar demokrasi. Mereka ini adalah penikmat demokrasi, artinya secara sadar dan aktif memanfaatkan fitur-fitur demokrasi secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhannya, untuk menunjang kepentingannya.

Tidak ada yang salah menjadi golongan pertama, kedua atau ketiga. Tetapi kita akan melihat siapa yang hidupnya paling bahagia, efisien dan berkembang. ya, menjadi golongan ketiga. Menikmati demokrasi untuk memenuhi kebutuhan dasar kita disatu sisi, serta untuk mewujudkan kepentingan kita disisi lain.

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..