Tuesday, March 26, 2013

Ingat-ingat rumah, memupuk semangat yang mulai pudar

jambu mete di ladang
Coba-coba ingat rumah. Coba-coba menggali motivasi hidup yang kian menghilang. Pasalnya "gagal" seringkali menjadi kawan, kawan yang terlampau akrab.

Ini cara untuk rihlah pikir, enteng khayal.. 
Ingat-ingat,...
Ingat. setiap musim jambu mete, ketika bunganya mulai kuncup, pohon dengan bau daun yang khas itu mulai diselimuti warna hijau, merah, dan putih.. Bunga mete. Biasaya itu terjadi dimusim kemarau akhir, angin bertiup lebih kencang dari biasanya. membelai dedaunan, seperti seorang ibu yang mengusap kepala anaknya, bedanya mete mengeluarkan bunga sedang sang anak tertidur pulas.

Kalau musim bunga itu datang, maka kerja sambilanku adalah membersihkan gulma yang memadatai hampir seluruh area lahan jambu mete. Ini kerja tahunan, hanya setahun sekali. karena lahan yang ditanami mete, apalagi metenya sudah besar, maka tidak ada ruang untuk tanaman holtikultura yang lain, karena daun-daun jambu mete lebat menghalangi matahari yang dibutuhkan oelh tumbuhan holtikultura dibawahnya. situ sebabnya kerja ini hanya setahun sekali. karena memang tidak ada tanaman lain selain jambu mete. kecuali ditebang, dan diganti dengan tanaman lain.

Gulma itu kami sebut dengan "komba-komba". tanaman gulma yang sangat cepat pertumbuhan dan persebarannya. Dimusim Kemarau akhir, angin bertiup kencang. benih-benih yang telah tua ikut diterbangkan angin. ketika giliran musim Penghujan tiba, maka benih-benih itu bersorak sorai, merayakan cinta. terus tumbuh dan salih mengaitkan dahan, sehingga membentuk kerajaaan komba-komba. 

Masa kecilku dulu, ketik masih duduk ditaman kanak-kanak, biasa kami bermain petak umpet. dan tempat yang paling seru untuk bersembunyi ya.. di bahwa gulma komba-komba itu. Ketika Komba-komba telah besar,  biasanya dahannya saling berkaitan, sehingga dibawahnya terbentuk sebuah lorong-lorong. besar kecil tergantung ukuran komba-komba dan umurnya. Makanya diwaktu yang lain, saya dan kawan-kawan juga sering bermain The Kingdom fromm the East. mejadikan lorong-lorong itu sebagai Istana. kami saling serang dan saling bertahan. Menyerang kerajaan lawan, dan mempertahankan kerajaan. 

Persenjataan yang sering digunakan adalah Gun Pump yang berasal dari bambu kecil, dibentuk sedemikian rupa, sehingga dapat melontarkan peluru yang ada didalamnya. Prinsipnya menggunakan sistem hidrolik udara. 

Bentuknya seperti Pompa sepeda manual. ada dua peluru, peluru pertama disiapkan diujung Gun Pump dan peluru kedua dimasukkan lewat pangkal, diantara kedua peluru terdapat ruang, yang kelak udara didalamnya berfungsi sebagai pendorong. Lalu dengan hentakan keras, menggunakan alat tongkat kecil, mendorong peluru kedua yang ada dipangkal. 

Dorong sekuat-kuatnya. maka seketika akan meletus bak suara tembakan, dan menyebabkan peluru pertama melesat keluar moncong, mengejar sasaran yang telah dibidik.  Untuk desain tertentu, dalam satu dorongan bisa melontarkan peluru hingga dua atau tiga. Ini perlu kecerdikan dalam mebuatnya. Peluru yang biasa kami gunakan adalah bakal buah jambu air yang masih hijau.

Ada juga yang menggunakan peluru kemiri, dengan home Gun Pump  yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran pelurunya. kecil. tanpa suara, ini seperti pistol dengan peredam suara. sangat efektif, digunakan dalam pertempuran malam. dimana kehati-hatian diperlukan dalam siasat perang gerilya. jangan mencoba peluru jenis ini pada anak-anak, kerena rasanya sangat menyakitkan, pedis, dan meninggalkan bekas memerah.

Pulang sekolah, istirahah sebentar, Sholat Ashar. Selanjutnya saya, hanya bersama Ayah, atau turut serta ibu, atau bahkan kami sekeluarga, dengan tiga adik. kami semua pergi ke-ladang. 

Pernah suatu malam dibulan ramadhan, pertengahan bulan, bulang bersinar begitu terang, dalam bentuk yang bundar sempurna. Purnama. Ketika bilal, mengucap dzikr penanda pergantian rakaat sholat tarawih. kami sekeluarga dibawah sinar rembulan itu memutuskan pergi keladang. Menyiram tanaman kol. soalnya pada sore harinya tidak sempat, disamping lelah, juga karen kondisi sedang berpuasa. Tapi menyenangkan. dibawah rembulan lepas, dibawah langi malam yang cerah. riak awan nampak malu timbul tenggelam menyerupa apa saja yang timbul dalam benak.

Dan setibah diladang, segera saja ayunan sabit dan golok menari diantara batang-batang lentur gulma komba-komb. tebasan pertama, jatuhlah si gulma, tebasa kedua, tersingkir ia, tebasa ketiga, robohlah ia, tebasan keempat, saya mulai ngos-ngosan. tebasa kelima. akirnya saya istirahat. hehehe

Sebenarnya memelihara jambu mete tidak terlalu sulit. yang penting ketika masa berbungan tiba, seluruh gulma dibersihkan, kalau telaten, maka para pekebun itu bahkan akan menyapu ladangnya,  layaknay halamn rumah. akan napak tanahnya yang berwarna putih itu. Tapi buat keluarg saya, sepertinya agenda mbersihin ladang jambu mete itu hanya kerjaan sambilan, tapi kalau lihat kerja keras ayah saya, itu merupakan pekerjaan yang serius.

Jerih payah membersihkan akhirnya terbayar juga. manakalah bunga-bunga itu mulai bermetamorfosis menjadi buah yang aneh. biji dan buah berdempetan. bentuknya bontot, bergantung biji dibawah dan buahnya diatas. Seperti kelelawar. kalau sudah tua, buahnya berubah warna ada yang berwarna kuning muda, ada yang berwarna merah tua. rasanya manis, bergetah. Jangan terlalubanyak, karena bisa merusak pita suara, dan menyebabkan gatal yang luar biasa ditenggorokan. buah ini kita sebut dengan Gembol. gembol ini, saya coba bandingkan dengan yang ada dijawa, dimana ya.. dulu saya pernah dikasih sesorang, Mmm.. kalah jauh dengan gembol yang ada dirumah. selain bentuknya yang besar dan montok, airnya banyak dan rasanya lebih manis.

satu kilo, dua kilo, tiga kilo, dalam satu kali petik bisa duabelas hingga duapuluhlima kilogram. biasanya diawal harganya bisa sangat tinggi, limapulih ribu hingga enampuluh ribu. tapi kalau sudah banyak yang panen, harga bisa jatuh hingga level enam ribu rupiah. 

Duapuluhan kilo itu satu kali petik, sedangkan jadwal petik bisa tiga hari sekali. Lumayankan hasilnya...

Pernah juga menanam kacang panjang.......... bersambung yak

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..