Tuesday, March 18, 2014

Ayo Kobarkan Semangat Indonesia!

Ayo Kobarkan Semangat Indonesia

Enam puluh sembilan tahun Indonesia menyatakan kedaulatannya, menjadi negara yang merdeka, melepaskan dirinya dari berbagai bentuk kekuasaan yang menjajah, dan memenjarakan. Keluar dari perbudakan sistem kolonial, serta keluar dari pertikaian kekuatan Dunia saat itu. Menjadi negara yang bebas menentukan arah dan tujuan bangsa, bebas menentukan impian dan cita-cita kenegaraan.

Saat ini, saat dimana kemerdekaan dijamin dalam konstitusi, dan setiap kita selalu siap untuk mempertahankannya dari agresor asing, saat dimana seharusnya rasa kemerdekaan itu adalah manis, rasa kemerdekaan itu indah, rasa kemerdekaan itu mensejahterakan, bangsa kita tak urung di hantam petaka.



Petaka yang lahir dari tubuh pertiwi. Bangsa merdeka ini, belum sembuh dari sakit yang menggerogotinya, penyakit yang menjalar ditubuh pertiwi, penyakit yang disebabkan justru oleh anak-anak negerinya sendiri.

Kekayaan alam di rusak karena demi alasan kemakmuran rakyat, aset-aset penting negara di perjual belikan ke pihak asing, sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dijadikan komoditi dan di jual ke rakyatnya sendiri. Hutan, laut, dan kekayaan alam lainnya ludes dirusak jiwa-jiwa yang sakit.

Tak sudi bangsa ini mandiri, kaum kapitalis dan liberal semakin mencengkeram kerah bangsa ini, dirusaknya sistem perekonomian bangsa, dirusaknya moral bangsa, dirusaknya pikiran rakyatnya. agar selamanya Indonesia menjadi bangsa budak. Mereka mengangkat wakil-wakilnya duduk dikursi-kursi penguasa, tujuannya satu, agar bangsa ini dapat di kontrol, dikendalikan bagaikan binatang peliharaan. Namun rakyat tak boleh menyadarinya.

Maka diciptakanlah  media-media busuk yang senantiasa menyanyikan lagu nina bobo disaat yang kacau. Menipu mata rakyat, agar pejabat Korup menjadi pahlawan, agar politisi busuk menjadi negarawan, agar wakil hianat menjadi kebanggaan. Mencuci otak rakyat Indonesia agar selalu merasa nyaman dalam kemelaratan.

Penegak hukum setali tiga uang, keadilan hanya untuk mereka yang ber-uang, yang punya kuasa selalu dimenangkan, undang-undang hanya jadi buku saku, sekali-kali hanya untuk pegangan, selebihnya putusan karena berapa banyak mereka bisa menghasilkan uang. Dan komisi penegak lainnya, hanya bergerak hanya ketika seksi jadi headline media massa, sesudahnya ah sudahlah.. menggantung, hanya mencari sensasi dan sok jadi pahlawan.

Tidak penting hukum dan keadilan, yang penting rakyat terhibur dagelan penangkapan; tangkap tangan, pencucian uang, penyitaan, selebihnya tergantung uang.

Sudah seperti drama sinetron, ada tokoh protagonis, ada antagonis. sang protagonis tampil gagah menjadi pahlawan, berjas, berdasi, bicara bangga berhasil menguak kejahatan negara. Ada pahlawan rakyat senang, terhibur, dan bangga. Si Antagonis, adalah penjahat, seluruh karakternya adalah jahat, maka moralnya dihancurkan, karakternya di bulying, kehidupannya dihinakan. Begitulah, agar rakyat juga senang, ada yang jahat, ada yang perlu dihinakan. Penegakkan hukum, keadilan, tidak lagi menjadi inti perubahan.

Meskipun begitu, mereka ; Kaum kapitalis dan liberal itu, tak akan selamanya mampu menutup mata rakyat Indonesia.

Saat ini kita telah tahu bedakan mana yang benar tegakkan hukum dan keadilan mana yang hanya cari sensasi agar terlihat fenomenal, tak perlu dihiasi oleh media, sehebat apapun media menggambarkan, kami tak hilang akal melihat kebenaran. Apalagi pemimpin yang hanya cari uang, jabatan hanya jadi tangga cari kekayaan, tak akan kami rakyat Indonesia menjadikannya panutan.

Ayo kobarkan semangat Indonesia!.

Sudah saatnya bangkit dari kubangan, membebaskan diri dari belenggu kebodohan, keluar dari hegemoni kaum kampitalis dan liberal, menjadi bangsa yang benar-benar merdeka, bebas menentukan cita-cita dan impian. Menjadi bangsa yang mandiri, tanpa utang, menjadi bangsa yang hidup menikmati kekayaan alam tanpa kebohongan, mengelola kekayaan alam sebesar-besarnya guna mensejahterakan rakyat Indonesia.


No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..