Dai itu menyampaikan beribadah, ta'lim dan pelayanan telah diterapkan di masjid (AL Mujahidin UNY) ini, namun kalau dakwah belum. Sebagai penutup ia mengajak jama'ah untuk "berdakwah" menyeru orang orang dengan cara mendatangi ke rumah-rumah mereka, ke masjid-masjid, dengan melakukan perjalanan.
Karena kurang sependapat, akhirnya saya temui da'i tersebut. melakukan klarifikasi sekaligus meminta kesediaannya untuk meminta maaf kepada takmir masjid Al Mujahidin UNY. Karena menurut saya dia telah menciderai "citra" Masjid berikut ketakmiran yang mengelolanya yang menurut saya telah melakukan dakwah Islamiyah secara intensif dan masif.
Usut punya usut, memang ada sedikit perbedaan dalam memahami dakwah. tapi dengan mengatakan bahwa masjid/takmir masjid Al Mujahidin belum berdakwah merupakan sebuah kesalahan. untuk itu kami meminta beliau untuk melakukan klarifikasi terhadap apa yang telah disampaikannya kejama'ah. Hal ini sebagai bentuk penjagaan terhadap konsistensi kebenaran informasi.
Demikian, meskipun berbeda dalam memahami sesuatu. sebaiknya tidak berakibat pada perpecahan. tetap kita berdakwah, menegakkan Tauhid, meskipun dengan metode yang berbeda, yang kita perlukan adalah saling menghormati dan menghargai, saling mendukung dan saling melengkapi.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..