Monday, February 25, 2013

Pemuda dan Masjid Kampus

"Biarkanlah masjid kampus itu dikelola oleh orang muda..."
Quote diatas sangat tepat jika dijadikan sebagai seruan atas upaya melakukan terobosan pendidikan karakter bagi bangsa Indonesia.

Ada ribuan kampus tersebar diseluruh Indonesia, dan sebagian besar mereka memiliki masjid kampus. Tapi hanya sebagian kecil yang masjidnya makmur. mengapa?

Ya!., karena masjid kampus itu hanya dijadikan sebagai tempat untuk menyelesaikan hasrat ibadah sholat semata. padahal kalau kita bercermin pada sejarah, di masa Rasulullah SAW., masjid tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk melaksanakan Sholat. memang fungsi utamanya adalah sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT., tapi Rasulullah memberi contoh tentang penggunaan masjid tidak sekedar Sholat semata. Rasulullah mengadakan ta'lim dimasjid, membina ummat. diwaktu yang lain masjid kala itu digunakan untuk menyembuhkan pahlawan perang yan terluka.



Sedangkan disatu sisi orang-orang muda memiliki daya kembang sangat tinggi. dalam situasi dan kondisi apapun, anak muda selalu mencari celah untuk melakukan perubahan meski perubahan yang terjadi itu kecil. bagi orang muda, melakukan perubahan itu adalah sebuah prestasi. memuaskan, exited. karenanya penting untuk memberi mereka wadah dan kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan kemauan mereka.

Terutama Masjid kampus, orang muda adalah tahapan usia dimana seseroang sangat welcome dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Terutama pengkajian tentang kebenaran nilai-nilai Islam yang murni. hal ini mengingat bagaimana cara-cara konvensional seringkali menyebabkan anak-anak muda memahami Islam dalam dikte, nrimo tampa bisa melakukan feedback dan diskursus. pun demikian tidak berarti cara-cara itu tidak berhasil dalam mendidik para generasi muda Islam. sudah banyak terlahir generasi gemilang dari rahim pembinaan Islam seperti itu.

Fleksibilitas pemuda dalam menerima dinamika yang terjadi tentu tidak lepas dari bagaimana para pendidik dalam meberi ruang kepada mereka. Oleh karena itu, pengelolaan masjid terhadap pemuda seharusnya tidak dibatasi pada hal-hal yang justru tidak ada dalam syariat. Misalnya saja ada beberapa masjid yang melarang kegiatan sekelompok orang yang hendak melakukan kajian, karena dianggap berkaitan dengan ormas atau golongan tertentu. alangkah lebih baik jika keduannya bersinergi, mencerdaskan ummat lebih penting daripada egoisme mempertahankan kelompok tertentu saja.

Selain itu masjid, juga oleh para pengelolanya merupakan sumber pendidikan tiada batas. Segala bentuk proses belajar dapat dilakukan dengan beragam cara dan dari berbagi sumber literatur. buku, ustadz, kyai, syaikh, sarjana Islam, doktor Islam, atau bahkan dari orang awam sekalipun. terpenting adalah bagaiman caranya dalam memetik khasanah keilmuan tersebut. "mendengar apa yang diucap".

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik meninggalkan jejak..