.::Kisah berjilbab ::.
Di UNY, setiap
semester akan selalu ada kegiatan unik yang terjadi diluar kegiatan
perkuliahan. Semacam agenda perkuliahan, konon dia bernilai “SKS” juga. Mungkin
ini adalah satu-satunya matakuliah yang layak mendapat predikat matakuliah
terfavorit. Pasalnya ga ada matakuliah lain yang memiliki perangkat seperti
ini, pendalaman materi pasca perkuliahan. Duduk melingkar, jumlah peserta
sepertiga dari perkuliahan dikelas, bersama seorang tutor, berdiskusi penuh
kekeluargaan. Menyenangkan… kegiatan itu yang sering disebut KBM Tutorial, atau
Asistensi Agama Islam, atau kegiatan mentoring di beberapa kampus lainnya.
Waktu itu pertemuan
pertama tutorial, perkenalan. Tanya-tanya seputar dunia pribadi peserta. Wow…!
ternyata ada banyak hal yang belum ku ketahui dari teman-teman sekelas selama
ini, padahal sudah cukup lama main bareng.
“Ketemuan besok
semua pake jilbab ya…” Deg! tiba-tiba saja mb tutor meminta sesuatu yang belum
pernah terpikirkan olehku. Berjilbab.
Memang sejak
kecil aku gak terbiasa pake jilbab. Hanya sesekali, pas hari raya saja. Itupun cuma
kain yang ditaruh diatas kepala saja. Dan lagi aku ga punya koleksi jilbab kayak
mb tutor, rapi, tertutup rapat, dan agak lebar.
Pertemuan selanjutnya,
semua peserta tutorial sudah hadir, termasuk aku. Dan sesuai pesen mb tutorku
minggu kemarin, kali ini semua peserta sudah mengenakan jilbab. Beruntung
sebelum berangkat tadi aku sempat pinjam busana muslimah wiwik, teman sekos-an.
Ini juga makenya agak terpaksa, serasa mengenakan jilbab itu telah
menghilangkan separuh kecantikanku. Sudah tekadku, usai KBMT aksesoris risih
ini akan ku tanggalkan.
Dua jam
berjalan, KBMT banyak diisi dengan diskusi seputar Islam, yang temanya tentang
jati diri muslimah. Well… aku jadi sedikit tahu kenapa harus berjilbab. Tapi tetap
otakku berat menerima, bagaimana mungkin seorang muslimah bisa bebas
berekspresi jika dalam bermode saja harus mengikuti aturan yang sangat ketat..
Usai KBMT,
bersepuluh kami bergegas pamitan sama mb tutor. Karena lima menit lagi
perkuliah selanjutnya akan dimulai. Minggu lalu ada yang masuk mengikuti dosen
dari belakang, eh.. disuruh keluar. Jadi kami tidak ingin jadi korban
pengusiran selanjutnya.
Bergegas, Alhamdulillah..,
dosennya belum datang. Ups… kenapa semua diam?! Semua mata tiba-tiba tertuju
pada satu poin, pintu masuk kelas. Semua aktifitas terhenti, hanya focus pada
pintu masuk kelas. Tiba-tiba dalam keheningan sesaat itu, ada salah satu cowok
yang berteriak.
“Nah… gitu
dong, pake jilbab. Kan jadi tambah cantik…!”
Ups… Ups,… Ups…
Kami benar-benar tersipu dan tanpa babibu langsung berhamburan ketempat duduk
masing-masing. Dengan wajah yang kemerahan. Entah malu, marah atau yang
lainnya. Yang jelas aku merasa tersanjung..
Sejah saat itu sepertinya aku enggan melepaskan jilbabku. hingga kini..
Sejah saat itu sepertinya aku enggan melepaskan jilbabku. hingga kini..
*Diadaptasi dari kisah nyata
*Ditulis penuh keseriusan, diedit penuh perjuangan ditengah kebingungan pemilihan diksi. Bersma Ahmad dkk.
*Ditulis penuh keseriusan, diedit penuh perjuangan ditengah kebingungan pemilihan diksi. Bersma Ahmad dkk.
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik meninggalkan jejak..